Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, bisnis nikel yang baru diakuisisi melalui Stargate Pacific Resources pada Desember tahun lalu juga menunjukkan hasil positif.
Hingga Agustus 2024, penjualan bijih nikel mencapai 1,22 juta wet metric ton (wmt), dengan target penjualan sebesar 2 juta wmt hingga akhir tahun.
"Diversifikasi ke bisnis nikel akan menjadi katalis positif bagi UNTR. Pengembangan segmen ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan dalam jangka menengah hingga panjang, sejalan dengan hilirisasi rantai pasokan baterai kendaraan listrik," ujar Budi dalam risetnya pada 27 September 2024.
Baca Juga: Saham-Saham Ini Banyak Dijual Asing Saat IHSG Menguat Tiga Hari Beruntun
Meski banyak katalis positif, UNTR masih menghadapi tantangan penurunan volume penjualan alat berat Komatsu sebesar 25,3% YoY menjadi 2.950 unit hingga Agustus 2024. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya harga komoditas di sektor pertambangan, kehutanan, dan konstruksi serta persaingan ketat di pasar.
Namun, Budi optimis bahwa permintaan alat berat akan meningkat pada akhir tahun seiring dengan persetujuan rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) pertambangan. Pangsa pasar Komatsu diperkirakan tetap stabil di kisaran 28-30%, dengan target penjualan meningkat dari 4.000 unit menjadi 4.500 unit.
OCBC Sekuritas memperkirakan pendapatan UNTR akan mencapai Rp 132 triliun dengan laba bersih Rp 19,5 triliun pada tahun 2024. Rekomendasi "Buy" untuk saham UNTR tetap dipertahankan dengan target harga Rp 30.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News