Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat diterpa sentimen pembatasan kendaraan lewat skema ganjil genap di beberapa ruas jalan tol dan usulan penurunan tarif, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, masih mampu membukukan kinerja positif pada kuartal I-2018.
Emiten operator jalan tol berkode JSMR ini membukukan laba bersih pada kuartal I-2018 sebesar Rp 536,1 miliar. Perolehan ini naik jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp 523,4 miliar.
Begitu juga dengan pendapatan JSMR yang naik 11,2% dari Rp 2,14 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 2,38 triliun pada kuartal I-2018.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Justin mengatakan perolehan kinerja JSMR karena beban operasional yang lebih kecil dari perkiraan. "Karena JSMR belum menambah utang," ujar Giovanni dalam risetnya, Kamis (3/4).
Giovanni menambahkan ada potensi pengurangan volume kendaraan di jalan tol sebesar 3% sampai 5% di masing-masing ruas, karena penerapan peraturan ganjil-genap di tiga ruas jalan tol (Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang dan Jagorawi).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2018 yang belum diaudit, volume kendaraan di ruas Jagorawi tergerus sebesar 29,39% menjadi 36,30 juta kendaraan dibanding kuartal I-2017 yang mencapai 51,41 juta. Begitu juga dengan ruas Jakarta Cikampek yang berkurang sebanyak 13,98% menjadi 46,33 juta kendaraan dari 53,86 juta kendaraan.
Namun, pengurangan volume kendaraan ini akan mampu diimbangi dengan tambahan volume lalu lintas dan pendapatan dari ruas tol baru yang akan beroperasi di tahun ini seperti tol Ngawi-Kertosono.
Analis Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe memprediksi penambahan ruas tol akan membuat JSMR mengantongi pertumbuhan laba bersih tahun ini sebesar 22% atau menjadi Rp 2,75 triliun.
Tak hanya mengandalkan bisnis operator jalan tol, JSMR juga sudah mendiversifikasi bisnisnya dengan membangun anak usaha PT Jasamarga Properti. Anak usahanya ini bergerak di bidang propersi seperti menembangkan proyek gedung perkantoran, rest area jalan tol dan rumah tapak. Pendapatan dari bisnis sampingan JSMR tercatat sebesar Rp 182,7 miliar. Angka ini turun 2,5% dari pendapatan kuartal I-2017 yang sebesar Rp 187,3 miliar.
Baik Kiswoyo maupun Giovanni merekomendasikan buy untuk saham JSMR. Kiswoyo menyebut harga wajar saham JSMR berada di level Rp 6.970, sementara Giovanni memasang target harga di level Rp 5.900.
Bagi investor yang ingin mengoleksi saham emiten ini, risiko yang perlu dicermati di antaranya adalah peraturan pemerintah terkait jalan tol serta pembiayaan operasional dan ekspansi.
Pada perdagangan hari Jumat (4/5), harga saham JSMR masih ditutup melemah ke level Rp 4.120 turun 1,44%. Sepanjang tahun ini, kinerja harga saham JSMR masih loyo dan tergerus sebanyak 35,63%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News