kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditekan sejumlah sentimen, harga nikel terkoreksi


Rabu, 25 September 2019 / 19:51 WIB
Ditekan sejumlah sentimen, harga nikel terkoreksi
ILUSTRASI. Bijih nikel di peleburan milik Antam


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya sejumlah sentimen negatif membuat harga nikel kembali mengalami koreksi. Mengutip Bloomberg, Selasa (24/9), harga nikel kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 1,65% ke level US$ 17.180 per metrik ton. Akan tetapi, harga komoditas ini masih naik 0,79% dalam seminggu terakhir.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, koreksi harga nikel didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya kabar pemakzulan yang dialami Presiden AS Donald Trump akibat ulahnya meminta Presiden Ukraina Volo Domyr Zelen untuk mendiskreditkan putra calon Presiden dari Partai Demokrat yaitu Joe Biden.

Selain itu, pidato Trump dalam sidang PBB belum lama ini juga menuai kontroversi lantaran mengecam keras praktik perdagangan China.

Sementara itu, data indeks kepercayaan konsumen AS di bulan Agustus turun ke level 125,1 atau lebih rendah dari proyeksi konsensus analis di level 134,1. Lazimnya, hasil ini dapat melemahkan indeks dollar AS.

Baca Juga: Impor bijih nikel China dari Indonesia naik 26,5% pada Agustus

Namun, faktanya tidak demikian. Ada kemungkinan hal ini disebabkan penantian pelaku pasar terhadap testimoni salah satu pejabat The Fed terkait lanjutan kebijakan moneter bank sentral tersebut. “Ketika indeks dollar AS menguat, harga komoditas umumnya akan melemah,” kata Ibrahim, Rabu (25/9).

Tak hanya itu, hasil data PMI di sejumlah negara Eropa yang negatif juga membuat harga nikel terperosok. Misalnya, data PMI sektor manufaktur Jerman yang sudah tiga bulan berturut-turut berada di bawah level 50. Ini membuat potensi resesi di kawasan Eropa semakin terlihat.

Harga nikel sebenarnya masih punya stimulus berupa langkah pemerintah Indonesia yang mempercepat larangan ekspor bijih nikel kadar rendah. “Hal ini membuat pengimpor nikel meningkatkan permintaannya sebelum aturan tersebut berlaku,” terang dia.

Baca Juga: Kementerian ESDM siapkan regulasi untuk menggenjot eksplorasi tambang mineral

Benar saja, dilansir Reuters, impor bijih nikel China dari Indonesia naik 26,5% (yoy) pada bulan Agustus lalu menjadi 1,61 juta metrik ton.

Dari sisi teknikal, bollinger band moving average 20% di atas bollinger bawah sehingga mengindikasikan harga nikel masih akan turun. Hal ini didukung oleh indikator yang 70% negatif. Di sisi lain, indikator MACD 60% positif sedangkan RSI wait and see.

Prediksi Ibrahim, Kamis (26/9) besok harga nikel akan bergerak di kisaran US$ 17.000-US$ 17.250 per metrik ton. Adapun untuk sepekan ke depan harga nikel akan berada di area US$ 16.900-US$ 17.300 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×