Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten tambang yang berada di bawah naungan Holding BUMN MIND ID bergerak variatif setelah pengumuman pembagian dividen dan pergantian jajaran manajemen melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).
Ketiga emiten tersebut adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).
Dalam RUPS, ANTM menetapkan pembagian dividen sebesar Rp 3,6 triliun atau seluruh laba bersih tahun buku 2024.
PTBA mengalokasikan dividen sebesar 75% dari laba bersih, yakni sekitar Rp 3,8 triliun dari total laba Rp 5,1 triliun.
Baca Juga: Kompak Raih Kenaikan Pendapatan, Simak Rekomendasi Saham Emiten Anggota MIND ID
Adapun TINS membagikan dividen Rp 474,65 miliar atau 40% dari laba bersih 2024.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menilai bahwa sektor pertambangan masih memiliki katalis positif yang bisa mendukung kinerja saham-saham MIND ID ke depan.
“Dorongan pemerintah terhadap hilirisasi mineral mentah seperti nikel, bauksit, timah, dan emas memberikan nilai tambah di dalam negeri. Emiten seperti ANTM dan TINS memiliki posisi yang cukup strategis dalam ekosistem hilirisasi ini,” jelas Liza pada Kontan, (13/6).
ANTM juga mendapat keuntungan tambahan dari tren kendaraan listrik (EV). Proyek baterai EV bersama konsorsium IBC-LG dinilai memperkuat prospek jangka panjang ANTM, seiring dengan implementasi peta jalan kendaraan listrik nasional.
Sementara itu, PTBA juga memperluas bisnis ke sektor energi terbarukan, seperti PLTU biomassa dan proyek gasifikasi batubara, sejalan dengan arah kebijakan transisi energi nasional.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Anggota MIND ID Usai Cetak Kenaikan Pendapatan di 2024
“Namun, ada risiko seperti penerapan royalti progresif dan pajak yang lebih tinggi, yang bisa menekan margin jika harga komoditas naik tajam. PTBA dan ANTM bisa terdampak jika regulasi ini direalisasikan saat harga global sedang tinggi,” ungkapnya.
Di sisi lain, emiten seperti TINS juga dihadapkan pada tantangan pengelolaan izin tambang dan moratorium sementara akibat penertiban tambang ilegal. Hal ini bisa menahan volume produksi dalam jangka pendek, meski tujuannya memperbaiki tata kelola pertambangan nasional.
Liza menambahkan, PTBA juga berhadapan dengan tekanan dari target dekarbonisasi dan penurunan bauran energi batu bara secara bertahap, meski permintaan domestik dari PLN masih relatif stabil.
Selanjutnya: IHSG Melemah 0,53% ke 7.166 pada Jumat (13/6), ADRO, GOTO, PGEO Top Losers LQ45
Menarik Dibaca: 5 Cara Mendapatkan Tambahan Modal Usaha yang Aman dan Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News