Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi harus dilakukan sejak masih muda. Pernyataan tersebut sudah sering dilontarkan banyak pakar dan diketahui banyak orang. Tapi, tidak banyak yang benar-benar menjalankan investasi sejak usianya masih muda.
Hal ini juga yang dialami oleh Abraham Theofilus. Direktur Utama PT NFC Indonesia Tbk ini berkisah, sewaktu masih muda, ada kalanya ia lebih suka membelanjakan duit ketimbang berinvestasi. "Biasalah, anak muda lebih suka senang-senang, lebih suka yang konsumtif seperti beli jam, handphone atau barang baru," kenang dia.
Untungnya, pria lulusan STIKOM The London School of Public Relations ini tidak terlalu terlambat berkenalan dengan dunia investasi. "Semakin lama akhirnya berpikir juga untuk berinvestasi, apalagi seperti sekarang ketika sudah berkeluarga, harus memikirkan juga jangka panjang," tutur dia.
Abraham mengenang, ia pertama kali benar-benar melakukan investasi pada usia 25 tahun. Ia akhirnya memperkuat tekad melakukan investasi lantaran mendapat pengaruh dari teman-temannya yang usianya lebih tua dari lingkungan kerja.
Abraham sering berkumpul bersama para koleganya, yang kemudian memperkenalkan investasi dan saling tukar pikiran. Pengalaman dan pengetahuan investasi dari kolega tersebut yang membuat Abraham terjun ke dunia investasi.
Bagi Abraham, investasi bukanlah sekadar menyisakan duit untuk ditaruh di tabungan. Tak heran, pertama kali berinvestasi, Abraham langsung memilih memasukkan dananya ke reksadana. Ia memilih reksadana karena produk investasi ini lebih mudah diatur. Mengingat ia tinggal mempercayakan dananya kepada manajer investasi.
Abraham mengenang, ia bukan cuma menggunakan uang saku pribadi untuk berinvestasi di reksadana. Saat itu, ia juga menggunakan dana tambahan dari orangtuanya.
Investor moderat
Kini, Abraham semakin piawai dalam hal investasi. Ia pun memilih berhenti berinvestasi di reksadana dan mulai melirik produk investasi lainnya. Yang paling menarik, menurut dia, adalah properti, emas dan saham.
Abraham memiliki strategi investasi jangka panjang. Karena itu, ia tidak pernah investasinya sia-sia. Ketika harga instrumen investasinya terkoreksi, ia tidak merasa rugi karena selalu ingat bahwa tujuan investasinya jangka panjang.
Karena itulah, Abraham merasanya dirinya sebagai investor moderat, yang tidak ingin terlalu pusing dalam melakukan investasi. "Saya lebih ke tipe moderat saja, kalau bisa dikatakan saya juga masih hitungan pemula. Pusing kalau jadi trader, karena harus memperhatikan pergerakan sahamnya terus menerus, jadinya saya berinvestasi lebih jangka panjang," jelas dia.
Sadar akan manfaat dan pentingnya investasi, Abraham tidak lupa untuk mengajak teman, anak buah dan keluarga untuk berinvestasi. Bukan hanya mengajak, lo. Pria ini bahkan juga memberi bimbingan kepada koleganya soal tip dan trik dalam berinvestasi.
Bagi investor pemula, Abraham berpesan, kalau ingin berinvestasi, cobalah produk yang terjangkau sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jangan berinvestasi karena terpaksa. "Investasi yang paling susah adalah langkah awalnya, saat membulatkan tekad untuk berinvestasi. Kalau sudah jalan dan konsisten, ke depannya investasi akan lebih mudah," tutur dia.
Kini, Abraham menyadari investasi penting dilakukan sejak masih muda. Karena itu, kini ia berpendapat, daripada hidup konsumtif demi mengikuti tren, lebih baik berinvestasi sejak awal. Ia memaklumi, di awal, orang yang belum pernah berinvestasi akan terasa berat untuk memulai. "Tapi investasi itu enak kalau sudah dimulai," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News