Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) mengungkapkan permasalahan mismanajemen perusahaan sedang dalam proses penyelesaian.
Sebagai informasi, sejak 3 Februari 2020, Manajemen Electronic City memberhentikan sementara seluruh direksi yang berjumlah enam orang.
Keenam anggota direksi itu adalah Ingrid Pribadi (Direktur Utama), Wiradi (Direktur), Lyvia Mariana (Direktur), Roland Hutapea (Direktur), Dedy Djafarli (Direktur), serta Anita Angeliana (Direktur Independen).
Baca Juga: Electronic City Indonesia (ECII) akan menambah hingga lima gerai baru tahun ini
Rahmat Adi Sutikno Halim, pengurus perusahaan yang menggantikan posisi direktur menjelaskan, pemberhentian anggota direksi lantaran ada indikasi temuan dari Komite Audit ECII terkait deposito milik Electronic City yang dijaminkan untuk kepentingan pihak ketiga, yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan.
"Keputusan untuk memberhentikan sementara ini, juga untuk menjaga azas praduga tak bersalah. Yang akan ditelisik adalah, sampai mana mismanajemennya dan hal itu yang akan diluruskan. Namun sejak surat pemberhentian sementara dilayangkan, semua legowo. Jajaran direksi lapang dada dan kooperatif dengan keputusan komisaris," jelas Roland Hutapea, Corporate Secretary PT Electronic City Indonesia Tbk kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).
Dengan keputusan tersebut, ECII tetap harus menjalankan bisnis sebagaimana biasanya. Roland menyatakan, pihak OJK juga memberi dorongan agar permasalahan internal dapat rampung, sebab kinerja bisnis ECII dinilai positif dan stabil.
Selanjutnya, keputusan penghentian sementara ini akan diputuskan 90 hari ke depan atau sekitar 3 bulan dari sekarang. Keputusan tersebut akan menentukan apakah pemberhentian sementara para direksi dihentikan atau dilanjutkan.
"Pihak komisaris sebagai pengawas memang perlu melaksanakan hal ini sejak RUPS gagal mencapai kuorum, sebab tidak mungkin menelisik siapa yang salah. Maka untuk menjaga asas praduga tak bersalah dikeluarkanlah surat itu," lanjutnya.
Ia menolak membeberkan besaran dana yang diindikasikan berupa deposito milik Electronic City yang dijaminkan untuk kepentingan pihak ketiga. Namun, nilainya diestimasi lebih dari Rp 50 miliar.
"Kalau masalah angka, yang berhak menjelaskan OJK karena angka tersebut diverifikasi. Kami fokus pada strategi bisnis selanjutnya," tambah dia.
Sebagai informasi, seluruh anggota komisaris tersebut adalah Hartono Tjahjadi Adiwana (Komisaris Utama), Josephine Sukmadewi K (Komisaris), Selfy Warauw (Komisaris), Rahmat Adi Sutikno Halim (Komisaris) serta Herbert Timbo P Siahaan (Komisaris Independen).
Baca Juga: Seluruh direksi Electronic City diberhentikan, ini penyebabnya
Sedangkan untuk mengisi kekosongan kepengurusan, Dewan Komisaris menugaskan dua anggotanya sebagai pengurus perusahaan, yakni Rahmat Adi Sutikno Halim dan Selfy Warauw.
Per September 2019, ECII membukukan pendapatan cukup baik dengan lonjakan laba bersih mencapai 96% atau setara Rp26,51 miliar dari Rp13,51 miliar. Adapun pendapatan ikut terkerek 7,59% di angka Rp1,56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News