Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten yang bergerak di sektor barang konsumen primer alias non-cylicals pada tahun ini diproyeksi tetap positif.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, sektor konsumen primer diproyesikan positif hingga akhir tahun, hal tersebut karena dipengaruhi oleh sentimen stabilitas perekonomian domestik yang memang ditunjang salah satunya oleh robust domestic demand atau juga robust domestic consumption.
“Paling tidak, kalau di kinerja top line, emiten-emiten yang berbasis di sektor barang konsumen primer alias non-cylicals memang mendapatkan benefit dari peningkatan penjualan,” kata Nafan kepada Kontan, Senin (4/9).
Selain itu, yang menjadikan katalis positif lain karena adanya ajang Pemilihan Umum (Pemilu), hal tersebut juga dinilai turut mendorong domestic spending.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.996, BBNI, BBRI, BRMS Paling Banyak Dibeli Asing Hari Ini (4/9)
Memiliki analisa lain, analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri mencermati, pada kuartal II-2023, penjualan bahan pokok konsumen secara keseluruhan sebagian besar melemah, terutama disebabkan oleh libur panjang (hari raya dan libur sekolah) dan lemahnya daya beli dalam negeri.
Dampaknya, volume penjualan menurun. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan Pt Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengalami pelemahan penjualan karena banyaknya libur panjang sehingga memengaruhi kinerja penjualan perusahaan.
Sedangkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) tumbuh kuat dengan rata-rata sebesar 8,9% Year on Year (YoY).
Selain itu, terdapat perubahan margin di kuartal II-2023 untuk saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), yang didorong oleh harga bahan baku. Adapun PT Cisarua Mountain Dairy Tbk alias Cimory (CMRY) pada kuartal II-2023 pulih berkat pelonggaran harga susu bubuk dan penguatan rupiah.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Tembus 7.000, Cermati Saham-Saham Pilihan Analis di Bulan September
Pendapatan ICBP dan INDF juga terdorong oleh keuntungan nilai tukar yang belum direalisasi dari aktivitas pendanaan, sementara MYOR membukukan kerugian nilai tukar.