Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Menurut James, instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan terus bersaing dengan simpanan.
Hingga November 2024 silam, saldo SRBI yang beredar mencapai Rp 969 triliun. Sedangkan imbal hasil SRBI pada level 7,2%. Dengan stabilitas mata uang sebagai pendorong, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan terus menerbitkan SRBI dengan imbal hasil yang menarik untuk menarik arus masuk asing.
SRBI senilai Rp 468,3 triliun akan jatuh tempo pada semester I-2025. Pergeseran saldo SRBI yang beredar dan imbal hasil SRBI jadi hal penting bagi likuiditas perbankan.
Analis JP Morgan Sekuritas, Harsh Wardhan Modi menuturkan, likuiditas ketat yang dipicu SRBI mungkin lebih berefek pada bank BUMN. BBCA diperkirakan tetap mencetak kinerja lebih baik daripada bank sejenis.
Baca Juga: Saham BBCA, BBRI, dan BMRI Naik Tipis, Cek 3 Emiten Bank LQ45 di Bursa Selasa (20/8)
Kekuatan BBCA terlihat dari pendapatan yang konsisten, terlepas dari siklus kredit atau likuiditas. Harsh memproyeksi, BBCA tetap diperdagangkan dengan harga premium.
Harsh menyematkan overweight BBCA dengan target harga Rp 12.000. James menegaskan rekomendasi buy BBCA dengan target harga Rp 12.400 per saham. Andrey mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 12.060 per saham.
Selanjutnya: BTN dan MCI Jalin Kerja Sama Investasi Dorong Pertumbuhan Ekosistem Perumahan
Menarik Dibaca: 14 Cara Tercepat Menurunkan Gula Darah Tinggi secara Alami, Yuk Terapkan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News