kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dikenai pajak, pamor reksadana obligasi bakal meredup di 2011


Jumat, 07 Januari 2011 / 10:31 WIB
Dikenai pajak, pamor reksadana obligasi bakal meredup di 2011


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pesona reksadana pendapatan tetap sepanjang tahun lalu begitu memikat. Mengacu data Bapepam-LK, per akhir Desember 2010 dana total kelolaan reksadana jenis ini meningkat 35,74% menjadi Rp 27,27 triliun.

Angka pertumbuhan tersebut menduduki posisi ketiga setelah reksadana pasar uang dan campuran. Dana kelolaan reksadana pasar uang tumbuh 47,89% menjadi Rp 7,72 triliun. Sedangkan dana kelolaan reksadana campuran naik 40,42% menjadi Rp 21,99 triliun.

Analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tinggi sepanjang 2010 lantaran antisipasi investor untuk menghadapi tahun 2011.

Maklumlah, "Pada tahun ini akan diberlakukan pajak untuk obligasi, maka produk reksadana pendapatan tetap dibeli sebanyak-banyaknya tahun lalu demi mendapatkan keuntungan," kata Wawan. Underlying asset utama reksadana pendapatan tetap adalah obligasi.

Reksadana pendapatan tetap memang mendatangkan untung lumayan selama 2010. Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang tahun lalu GMT Dana Obligasi Plus meraup imbal hasil (return) tertinggi di kelasnya, yakni sebesar 22,31%.

Peringkat kedua adalah Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal dengan return 21,24%. Di posisi ketiga Reksadana PAPI yang mencatatkan return sebesar 20,97%.

Direktur Utama GMT Aset manajemen Marto Sutiono, mengatakan, GMT Dana Obligasi Plus merupakan produk reksadana pendapatan tetap dengan kombinasi mayoritas fixed income dan sedikit saham sebesar 5%. "Yang mendominasi portofolio adalah obligasi korporasi. Pasalnya, tahun lalu government bond sudah naik terlalu tinggi, maka portofolio dialihkan ke obligasi korporasi," jelas Marto.

Nah, pada tahun ini tampaknya pamor reksadana berbasis obligasi akan sedikit meredup. Ahmad Subagja, Direktur Lautandhana Invesment Management, memprediksi, pajak yang akan diberlakukan untuk obligasi berpotensi mengurangi minat investor untuk menyerap reksadana pendapatan tetap. "Kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tahun ini tidak akan sekencang kenaikan 2010," imbuhnya.

Seperti diketahui, reksadana berbasis obligasi yang sebelumnya bebas pajak, mulai tahun ini, imbal hasilnya dikenai pajak final 5%, dan naik menjadi 15% pada tahun 2014. "Ini tantangan bagi MI untuk mengelola portofolio reksadana pendapatan tetap dengan bagus," ungkap Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×