Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merangkak naik dan ditutup menguat 0,41% ke level 5.783,34 pada perdagangan Jumat (27/11). Dalam sepekan, IHSG berhasil terangkat hingga 3,80%.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, penguatan IHSG tak lepas dari euforia Omnibus Law serta apresiasi market terhadap keputusan BI untuk menurukan BI 7DRRR sebesar 25 bps dalam rangka mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya, sentimen dari kenaikan harga komoditas dunia akibat faktor demand memberikan sinyal yang kuat bahwa perekonomian dunia sedang mengalami masa pemulihan. "Untuk perdagangan Senin sentimennya hampir sama, ditambahkan dengan adanya sentimen positif dari ekspansifnya kegiatan jasa maupun manufaktur di Tiongkok," katanya pada Kontan, Minggu (29/11).
Dari global, pertemuan OPEC mendatang dalam rangka stabilisasi harga minyak dunia juga akan menjadi perhatian pasar.
Baca Juga: IHSG diproyeksi lanjutkan penguatan pekan depan, ini faktor pemicunya
Berdasarkan rasio fobonacci, support maupun resistance berada pada 5.695,53 hingga 5.874,89. Berdasarkan indikator, MACD, stochastic maupun RSI masih menunjukkan sinyal positif. Di sisi lain, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat untuk perdagangan Senin (30/11).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menambahkan, katalis dari global berupa kepercayaan investor akan pemulihan ekonomi dan ditemukannya vaksin yang efektif melawan corona turut mendorong pergerakan IHSG.
"Meningkatnya harga komoditas batubara dan CPO juga menjadi sentimen penggerak IHSG, khususnya bagi sektor tambang dan agribisnis. Selain itu juga ada sentimen dari rilis data ekonomi berupa inflasi, PMI dan business confindence untuk Senin (30/11)," tuturnya, Jumat (27/11).
Hendriko meramal IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dengan support 5.714-5.715 dan resisten di level 5.850. Ia menyarakan investor dapat hold saham-saham big caps yang berada di tengah trend kenaikan dan mencari saham-saham second liner yang masih lagging atau baru mulai menunjukan reversal.
Selanjutnya: Saham-saham ini banyak dilego asing dalam sepekan kendati IHSG menguat 3,80%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News