Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dikabarkan bakal segera merger dengan Grab Holdings Ltd. pada tahun 2025. Valuasi pengambilalihan yang bakal dilakukan Grab terhadap GOTO senilai US$ 7 miliar.
Kabar terkait merger dua raksasa layanan transportasi online ini sebenarnya sudah berhembus sejak tahun lalu. Namun, kabar bahwa keduanya melakukan diskusi merger secara intens kembali berhembus.
Melansir Dealstreet Asia, Selasa (4/2), GOTO dan Grab dikabarkan menargetkan penyelesaian diskusi merger pada tahun ini.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, kesepakatan merger harus terjadi pada tahun 2025 atau kerjasama kedua perusahaan itu tidak akan terjadi sama sekali.
Baca Juga: Grab Holding dan GoTo Group Targetkan Kesepakatan Merger Rampung Tahun Ini
Tujuan dari merger tersebut adalah untuk mengakhiri kerugian selama bertahun-tahun di pasar internet yang kompetitif di Asia Tenggara.
Salah satu skenario yang sedang dibahas adalah pembelian seluruh saham dengan nilai saham GoTo Indonesia lebih dari Rp 100 per lembar, menurut orang-orang yang mengetahui situasi tersebut.
“Itu akan mewakili premi sekitar 20% dibandingkan tingkat harga saham saat ini,” ujar laporan Bloomberg, Selasa (4/2).
Kedua perusahaan tersebut memang telah mengadakan pembicaraan selama bertahun-tahun dan menargetkan pengurangan biaya dan kompetisi di wilayah dengan lebih dari 650 juta konsumen.
Pada tahun-tahun sebelumnya, merger kedua raksasa ride-hailing itu mengalami sejumlah hambatan, seperti perselisihan antarpihak serta potensi hambatan antimonopoli yang disebabkan oleh dominasi perusahaan di pasar seperti Indonesia dan Singapura.
Kabar merger dengan Grab ini pun membuat saham GOTO naik 7,41% hari ini ke level Rp 87 per saham.
Sayangnya, saat dihubungi KONTAN pada Selasa (4/1), manajemen GOTO belum bersedia memberikan tanggapan apa pun terkait kabar ini.
Lead Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Edi Chandren mengatakan, jika dilihat dari harga saham GOTO saat ini, valuasi akuisisi saham itu lebih tinggi sekitar 13,6%.
”Narasumber Bloomberg pun mengatakan bahwa pembicaraan merger saat ini mungkin tidak akan menghasilkan transaksi apapun,” ujarnya dalam riset terbaru yang diterima Kontan, Selasa (4/2).
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, langkah GOTO yang berencana merger dengan Grab sebenarnya bisa memberikan dampak positif untuk meningkatkan kinerja perseroan.
Sebab, nasib Grab yang sudah berhasil mencatatkan untung berbeda dengan GOTO. Kapitalisasi pasar Grab juga lebih besar jika dibandingkan dengan GOTO.
“GOTO ini masih belum mampu membukukan laba bersih, meskipun sudah berupaya melakukan efisiensi biaya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/2).
Baca Juga: Begini Respons GOTO Terkait Kabar Merger dengan Grab pada Tahun 2025
Jika rencana merger benar-benar terjadi, maka pelayanan e-commerce dan pelayanan transportasi online GOTO bisa meningkat. Alhasil, industri teknologi di Indonesia secara keseluruhan bisa berkembang.
“Merger ini juga bisa memperkuat posisi GOTO dan Grab di pasar Indonesia,” tuturnya.
Namun, perlu diperhatikan juga terkait kepemilikan saham asing di GOTO usai akuisisi Grab. Sebab, itu artinya dominasi asing di dalam GOTO jadi semakin tinggi.
Selain itu, ada kemungkinan langkah pembelian kembali alias buyback saham GOTO sepanjang tahun 202 bisa terkait dengan aksi merger tersebut.
“Aksi korporasi itu memang tujuannya untuk mendongkrak harga saham GOTO, apalagi jika isu merger semakin kuat ke depan,” ungkapnya.
Nafan pun merekomendasikan add untuk GOTO dengan target harga terdekat Rp 89 per saham.
Selanjutnya: Dirut Bulog Beberkan Strategi Serap 3 Juta Ton Beras Dalam Negeri
Menarik Dibaca: Cerah Berawan hingga Hujan Ringan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News