Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dinilai masih berpotensi tumbuh di sisa tahun ini. Meskipun pertumbuhannya akan lebih terbatas dengan tren tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga.
Equity Analyst Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengatakan bahwa kondisi inflasi dan kenaikan suku bunga menjadi beberapa sentimen negatif bagi kinerja BMRI di sisa tahun ini.
"Karena mereka juga memiliki segmen ritel dan itu bisa terdampak dengan kondisi saat ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/9).
Walau demikian, Desy masih optimis kinerja BMRI masih bisa bertumbuh. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berjalan cukup baik. Sehingga, dia menilai perusahaan-perusahaan masih akan melanjutkan ekspansinya.
Baca Juga: Kinerja Bank Mandiri Tumbuh Solid, Ciptadana Sekuritas Pertahankan Rating Beli BMRI
"Jadi, kredit korporasi masih bisa bertumbuh karena perusahaan masih membutuhkan pendaan, walaupun memang akan dibatasi seiring kenaikan suku bunga ini," katanya.
Selain itu, kredit UMKM juga diperkirakan masih bisa bertumbuh karena masih ditopang oleh KUR. Sayangnya, Desy belum memberikan proyeksi kinerja akhir tahun nanti.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari kabar akuisisi BMRI terhadap Bank Prima. Menurut Desy, apabila aksi tersebut terjadi maka bisa mendorong digitalisasi Bank Mandiri karena diproyeksikan Bank Prima akan difokuskan pada bank digital.
"Sehingga itu bisa menjadi salah satu pendorong kinerja BMRI di masa mendatang," imbuhnya.
Desy pun merekomendasikan buy BMRI dengan target harga Rp 10.000. Pada penutupan perdagangan Kamis (1/9), saham BMRI ditutup menguat 0,85% ke Rp 8.925.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
