kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Didukung Fundamental Nikel yang Solid, Begini Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)


Selasa, 22 Maret 2022 / 10:37 WIB
Didukung Fundamental Nikel yang Solid, Begini Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)
ILUSTRASI. Aktivitas pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diyakini masih menjanjikan, disokong oleh fundamental komoditas nikel yang masih solid. Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan memperkirakan harga nikel akan berada di rentang US$ 20.000 sampai US$ 25.000 per ton pada 2022.

Perhatian utama pasar nikel adalah potensi sanksi terhadap Nornickel, perusahaan pertambangan dan peleburan nikel dan palladium asal Rusia. Sanksi ini bisa menghilangkan 130.009 kilo ton (kt) sampai 140.000 logam halus atau 4,4% dari pasokan global.

Meskipun tidak begitu krusial, proyeksi bahwa pasar bisa kehilangan jumlah pasokan sebesar itu sudah cukup untuk mendorong harga nikel naik lebih tinggi.

Dus, naiknya harga nikel memoles proyeksi kinerja INCO tahun ini. BRI Danareksa Sekuritas meningkatkan asumsi harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Sawit dari Analis RHB dan Bahana Sekuritas

INCO diyakini dapat merealisasikan harga jual yang lebih tinggi sebesar US$ 16.3000 per ton pada tahun ini. Jika ditranslasikan, asumsi ini akan menghasilkan lonjakan laba bersih sebesar 39,4% secara year-on-year (yoy) menjadi US$ 257 juta pada 2022.

“Kami memperkirakan INCO akan mencatat pertumbuhan pendapatan yang solid pada tahun ini, meskipun dari segi volume produksi relatif datar yakni sebesar 65.000 ton,” tulis Hasan dalam riset, Selasa (22/3).

Hasan mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 6.500 dari sebelumnya Rp 6.300. Kenaikan target harga ini seiring dengan asumsi ASP yang lebih tinggi.

Hasan menyadari tren penurunan harga nikel sejak pembukaan kembali perdagangan di London Metal Exchange (LME) akan menjadi hambatan besar bagi harga saham perusahaan nikel seperti INCO. Tetapi Hasan meyakini fundamental INCO akan kuat pada tahun  ini.

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×