Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) bukukan laba bersih signifikan atau tumbuh 269,9% selama sembilan bulan tahun ini. Padahal, pendapatan anak usaha dari PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) ini hanya tumbuh tipis atau 0,9% YoY.
Investor Relation TFAS, Fuad Nugraha memaparkan, hingga kuartal III-2021 pendapatan perusahaan tumbuh sebesar 0,9% YoY menjadi Rp 489,9 miliar. Peningkatan tersebut didorong oleh ketahanan segmen produk dan layanan digital di tengah kelemahan kondisi makro yang berkelanjutan.
Di sisi lain, profitabilitas operasional alami penurunan dengan mencatatkan laba kotor dan marjin usaha, masing-masing 6,8% dan 2,1%. Angka itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,4% dan 3,4%.
Menurutnya, penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan upaya pemasaran dan promosi untuk menjaga pangsa pasar di tengah kondisi ekonomi yang sulit dan peningkatan kegiatan sosialisasi terkait dengan ekspansi cepat TFAS ke ranah teknologi logistik.
Baca Juga: Multi Indocitra (MICE) yakin dapat mencapai target tahun ini
Walau begitu, emiten penjualan produk telekomunikasi dan penyedia jasa platform digital ini berhasil meningkatkan kinerja bottom line. TFAS mencatatkan laba bersih sebesar Rp 38,4 miliar hingga September 2021 atau tumbuh 269,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,4 miliar.
"Pertumbuhan laba bersih didorong oleh pendapatan asosiasi sebesar Rp 33,1 miliar dari segmen logistik LDN dan Clodeo," ujarnya a dalam keterangan resmi, Jumat (5/11).
Selain itu, TFAS mengalami peningkatan dalam pengelolaan modal kerja pada 9 bulan pertama 2021. Arus kas operasi perusahaan meningkat dari Rp 5,6 miliar arus keluar pada kuartal III/2020 menjadi Rp 20,5 miliar arus masuk kuartal III/2021.
Fuad menilai pihaknya mempertahankan neraca yang baik dengan 0,33 kali utang bersih terhadap ekuitas hingga kuartal III-2021. Dia menyebut TFAS berada di posisi yang tepat untuk memperluas pasar Courier, Express and Parcel (CEP) Indonesia yang berkembang pesat, yang diperkirakan akan melampaui nilai pasar US$5 miliar pada 2024.
Baca Juga: Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) raup penjualan Rp 4,79 triliun per kuartal III-2021
Jaringan drop point SiCepat tumbuh menjadi lebih dari 6.100. Hal itu didorong kolaborasi dengan mitra utama seperti Alfamart dan Shipper serta memanfaatkan 10.000 jaringan toko perseroan yang ada.
"Ke depan, Perseroan juga akan bekerja sama dengan perusahaan lain seperti MNC Travel dan OYO untuk memperluas jaringan drop point," sebutnya.