Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sempat jatuh pada Jumat pekan lalu dan Senin (23/9). Penyebabnya, saham BREN dicoret dari Indeks FTSE Global Equity Indonesia kategori large cap terhitung sejak Rabu ini (25/9).
Padahal, saham BREN baru masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Series - Large Cap pada Senin lalu (23/9).
Pada Jumat (20/9), saham BREN anjlok 19,95% ke level Rp 8.825 per saham. Lalu, Senin (23/9), saham BREN lanjut longsor 19,83% menjadi Rp 7.075 per saham.
Namun pada Selasa (24/9), harga saham BREN mulai rebound 2,12% ke level Rp 7.225 per saham.
Baca Juga: BREN dan BBCA Teratas, Cermati 10 Saham Net Sell Terbesar Asing, Selasa (24/9)
Sebagai informasi, FTSE mencoret saham BREN dari konstituen indeks tersebut dengan alasan adanya konsentrasi pemegang saham yang tinggi alias high shareholder concentration atau terkait dengan jumlah saham yang beredar di pasar reguler (free float).
FTSE mensyaratkan, saham yang masuk indeks FTSE harus memiliki free float atau jumlah saham beredar di atas 5%.
FTSE melihat, ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan BREN.
“BREN efektif masuk pada pembukaan hari Senin, 23 September 2024, dan akan dihapus dari Indeks FTSE Russel mulai pembukaan hari Rabu, 25 September 2024. Ini akibat ada empat pemegang saham yang menguasai 97% dari total saham yang diterbitkan BREN,” tulis FTSE dalam pengumuman tersebut.
Lantas berapa free float saham BREN sebetulnya?
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam lampiran pengumuman evaluasi minor indeks IHSG, Selasa (24/9), disebutkan, saham BREN memiliki rasio free float 11,73%.
Disebutkan juga, bobot saham BREN ke IHSG mencapai 4,25%. Adapun jumlah saham BREN untuk perhitungan IHSG tercatat sebanyak 15.693.123.606 saham.
BREN dalam keterbukaan informasi tanggal 22 September 2024 juga menyebutkan, berdasarkan data harian per tanggal 19 September 2024 yang disediakan untuk emiten oleh KSEI, jumlah saham yang memenuhi persyaratan free float berdasarkan ketentuan Bursa adalah sebesar 15.601.235.234 saham, atau 11,66%.
"Jumlah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan persentase free float berdasarkan prospektus IPO yang menyebutkan bahwa jumlah saham free float adalah sebanyak 15.694.413.334 saham atau 11,73%," tulis Merly, Direktur dan Corporate Secretary BREN dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Menilik Aturan Free Float yang Bakal Dikaji oleh BEI
Merujuk data Biro Administrasi Efek (BAE) PT Datindo Entrycom dalam situs web BEI, hingga 31 Agustus 2024 pemegang saham BREN dengan kepemilikan di atas 5%, terdiri dari dua pihak.
Pertama, Green Era Energy Pte dengan kepemilikan saham BREN sebesar 23,603%. Dan kedua, PT Barito Pacific Tbk dengan porsi kepemilikan saham BREN sebanyak 64,666%.
Selebihnya dimiliki Jupiter Tiger Holdings dengan 3,94% dan Prime Hill Funds sebanyak 3,76%. Adapun, kepemilikan saham dari Jupiter Tiger dan Prime Hill masuk ke dalam floating shares.
Namun, manajemen BREN tidak bisa berbuat banyak dengan keputusan FTSE mengeluarkan saham BREN dari Indeks FTSE Global Equity Indonesia kategori large cap tersebut.
Merly mengatakan, FTSE Russell merupakan lembaga independen yang memiliki kriteria,persyaratan dan aturan yang diterapkan sebelum memutuskan masuk/keluarnya suatu saham dalam index FTSE.
"Dalam hal ini, Perseroan bersifat pasif dan tidak memiliki kewenangan apapun yang dapat mempengaruhi keputusan yang diterbitkan FTSE," sebut Merly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News