Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan penurunan laba bersih 26,39% secara tahunan menjadi Rp 3,04 triliun sepanjang semester pertama 2022. Padahal, pendapatan emiten rokok ini meningkat 12,3% secara tahunan menjadi Rp 53,5 triliun.
Analis BRI Danareksa Natalia Sutanto melihat pertumbuhan pendapatan didorong pertumbuhan volume 5,7% secara year on year (YoY). Selain itu, juga dari pertumbuhan pendapatan per batang sebesar 6,7% YoY.
"Berdasarkan pengamatan kami, perusahaan telah menaikkan harga Sampoerna A-Mild sebesar 13% sampai dengan Juli 2022," tulis Natalia dalam riset, Rabu (24/8).
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Turunkan Rekomendasi GGRM Menjadi Sell
Pada semester pertama 2022, pangsa pasar HMSP adalah 27,8%. Pangsa tersebut didukung oleh peningkatan SKM, terutama Sampoerna A Mild dan Dji Sam Soe Magnum Mild. Nah, dengan pembukaan kembali ekonomi ditambah dengan portofolio yang luas, memanfaatkan tren downtrading akan membantu HMSP untuk membukukan pertumbuhan volume tahun ini sebesar 4,2% YoY.
Margin laba kotor HMSP tercatat turun di semester pertama 2022 menjadi 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 18,6%. Guna memenuhi cukai 2022, BRI Danareksa memproyeksikan HMSP perlu meningkatkan rata-rata harga jual atawa average selling price (ASP) mulai 11,8% sampai 13,9% pada akhir tahun.
Namun, Natalia mengatakan bahwa dikombinasikan dengan kontribusi yang lebih tinggi dari SKT (25% dari total volume) pihaknya yakin margin kotor HMSP tahun ini akan lebih terlindungi. Pihaknya memperkirakan marjin kotor tahun ini sebesar 15% dengan pertumbuhan pendapatan 13,8% yoy.
Margin laba kotor yang lebih rendah mendorong laba bersih HMSP turun 7% yoy menjadi Rp 6,6 triliun.
Baca Juga: Bisnis Emiten Produsen Rokok Jadi Lunglai Tersandung Cukai
HMSP juga dibayangi oleh pencabutan subsidi BBM untuk Pertalite dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan mengurangi daya beli. Ini akan menciptakan hambatan untuk volume penjualan rokok dan penyesuaian ASP ke depan.
Kemudian, otoritas fiskal menyatakan bahwa penyesuaian tarif cukai untuk 2023 mungkin mencapai dua digit. "Mempertimbangkan perkembangan terakhir, kami menurunkan rekomendasi kami ke hold dengan target harga yang lebih rendah sebesar Rp 990 dari sebelumnya Rp 1.250," ungkap Natalia.
Pada penutupan perdagangan Kamis (25/8), harga saham HMSP ditutup stagnan di Rp 910 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News