Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup turun 0,57% di level Rp 16.371 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan bahwa pelemahan terhadap rupiah terjadi sepanjang hari. Hal tersebut akibat sentimen perang dagang yang kembali menguat pasca laporan dari pemerintahan Trump.
"Salah satu laporan menyatakan bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan kebijakan yang lebih ketat untuk menahan impor semi konduktor AS dari China," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/2).
Baca Juga: Rupiah Ditutup Anjlok ke Rp 16.371 Per Dolar AS Hari Ini (25/2), Paling Lemah di Asia
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menyebut rupiah juga tertekan di tengah sentimen risk off oleh kekhawatiran seputar tarif Trump terhadap Kanada dan Meksiko.
Pada perdagangan Rabu (26/2) rupiah juga diperkirakan melanjutkan pelemahannya. Menurut Lukman, sentimen risk off di pasar ekuitas oleh penurunan peringkat MSCI saham Indonesia oleh Morgan Stanley diperkirakan juga masih akan menekan rupiah.
"Ini seiring tidak adanya data penting, baik dari domestik maupun luar negeri," sebutnya.
Baca Juga: Perkuat Rupiah Sambil Raih Cuan dari Simpan Dolar di Deposito Valas Bunga Spesial
Sementara itu, Josua justru berpandangan rupiah mengalami penguatan, kendati terbatas. Hal tersebut sejalan dengan ekspekasi penurunan data keyakinan konsumen AS.
Josua memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.275 - Rp 16.375 per dolar AS. Sementara Lukman memperkirakan rupiah berada direntang Rp 16.300 - Rp 16.450 per dolar AS.
Selanjutnya: Harga Emas Turun Setelah Capai Rekor, Arus Masuk Safe Haven Menguat
Menarik Dibaca: Dukung Pengelolaan Sampah, Beiersdorf Gelar Program Peduli Diri dan Lingkungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News