Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) optimistis kinerja keuangan di tahun ini bakal lebih baik ketimbang tahun 2020. Karena itu DSSA membidik target pendapatan sebesar US$ 1,6 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 98 juta untuk tahun 2021.
Sebagai pembanding, pendapatan usaha DSSA di tahun 2020 sebesar US$ 1,50 miliar. Namun, tahun lalu, perusahaan menderita rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar US$ 83,82 juta.
Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra mengatakan, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi pada tiap lini usaha untuk mengejar target tersebut.
Misalnya, untuk lini bisnis pertambangan, DSSA akan memperkuat pemasaran batubara termal serta melakukan diversifikasi risiko usaha.
“DSSA memperkuat pemasaran batubara termal, baik ke pasar domestik maupun pasar internasional seperti Tiongkok, India, Malaysia, dan pasar-pasar baru di Asia Tenggara dan mengembangkan usaha sekaligus melakukan diversifikasi risiko usaha ke bisnis pertambangan batubara metalurgi dan bisnis pertambangan emas,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).
Sebagai catatan, volume produksi batubara DSSA mencapai 36,6 juta ton dan volume penjualan sebesar 35,2 juta ton di 2020. Dari hasil penjualan itu, DSSA mengantongi pendapatan sebesar US$ 1,14 miliar dari lini usaha pertambangan dan perdagangan batubara, setara dengan 75,8% dari total pendapatan usaha DSSA di tahun 2020.
Sayangnya, Susan tidak merinci target produksi dan volume penjualan batubara yang ingin dikejar DSSA pada tahun ini.
Baca Juga: Dian Swastatika (DSSA) terbitkan surat utang US$ 285 juta lewat anak usahanya
Sementara itu, untuk lini usaha bisnis penyediaan listrik, DSSA akan menyesuaikan portofolio bisnis energi perusahaan dengan tren energi global dan kebijakan energi nasional yang mendorong pengembangan dan penggunaan energi terbarukan.
Seiring dengan hal ini, DSSA juga berencana menjajaki peluang bisnis penyediaan listrik dari sumber energi terbarukan. Hanya saja, sejauh ini DSSA belum memiliki rencana pengembangan bisnis yang spesifik lantaran masih mengkaji peluang usaha baru ini.
Sementara itu, pada lini bisnis teknologi, DSSA akan memperluas area layanan bisnis multimedia, meningkatkan kualitas layanan dengan menyediakan internet yang stabil dan cepat, serta melakukan penawaran ragam produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan harga yang kompetitif.
Strategi perluasan area penjualan juga dilakukan pada lini usaha perdagangan pupuk dan bahan kimia.
“(Strategi DSSA) memperluas area penjualan dan ragam produk kimia khusus untuk berbagai industri dan menjajaki pengembangan model bisnis total solution,” papar Susan.
Pada tahun ini, DSSA menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 67 juta. Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis pertambangan dan teknologi, serta untuk menjajaki peluang-peluang bisnis baru, termasuk bisnis energi terbarukan.
Selanjutnya: Dian Swastatika (DSSA) jual 4,5% saham di Golden Energy Mines (GEMS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News