Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja sektor properti diproyeksi bakal cerah hingga akhir tahun. Apalagi, beberapa emiten sudah menuju valuasi yang cukup murah.
Analis Bank Central Asia (BCA) Sekuritas Achmad Yaki menilai, tantangan suku bunga kredit yang tinggi masih dapat diimbangi oleh berbagai relaksasi di sektor properti. Khususnya, lewat relaksasi yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI) lewat pelonggaran kebijakan loan to value (LTV), dan kebijakan banking land dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dampak relaksasi akan lebih terasa ke marketing sales emiten sektor properti," kata Achmad kepada Kontan, Kamis (23/8).
Apalagi, valuasi sektor properti terbilang sudah sangat murah. Namun, tantangan suku bunga tinggi juga tidak bisa diabaikan, khususnya bagi emiten sektor properti yang menyasar segmen menengah ke bawah, termasuk PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND).
"Ini karena, penjualan mereka (emiten segmen menengah ke bawah) kebanyakan ditopang KPR dan KPA," jelasnya.
Bagi emiten yang lebih banyak mengandalkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dampak suku bunga tinggi akan lebih terasa. Namun, harusnya tidak akan berpengaruh signifikan, lantaran target emiten properti tahun ini dan tahun depan lebih menyasar kepada first on buyer atau pembeli rumah pertama alias generasi milenial.
"Harusnya (suku bunga tinggi) enggak berpengaruh banyak," ujarnya.
Untuk investor, Achmad merekomendasikan untuk masuk atau cicil beli di beberapa saham properti, seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang valuasinya sudah cukup murah.
"Sektor properti ke depan harusnya masih bagus, dengan kecenderungan atau kemungkinan kalau suku bunga enggak naik dan rupiah stabil," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News