Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) berhasil bukukan pendapatan sebanyak Rp 81,4 miliar sepanjang semester I-2020. Capaian tersebut mengalami kenaikan 24,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 65,4 miliar.
Sementara itu, pendapatan KBI dalam enam bulan pertama 2020 itu, setara dengan 58,9% dari target pendapatan perusahaan tahun ini yakni Rp 138,3 miliar.
Adapun perolehan terbanyak datang dari pendapatan operasional yang mencapai Rp 72,8 miliar, dan Rp 8,6 miliar berasal dari pendapatan non operasional.
Baca Juga: Memudahkan peternak, KBI hadirkan SRG Ayam Beku
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengungkapkan, naiknya pendapatan KBI tahun ini, didukung dari Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi di Bursa Berjangka Jakarta yang juga mengalami pertumbuhan positif selama semester I-2020
Bahkan, kenaikan pendapatan juga diimbangi dengan capian laba bersih, dalam kurun waktu semester I tahun 2020 KBI telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 31,2 miliar atau setara dengan 60,9% target laba bersih tahun 2020, yaitu Rp 51,3 miliar.
Capaian tersebut meningkat sebesar 19,1% dibandingkan perolehan laba bersih periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 26,2 miliar.
"Pencapaian ini tentu merupakan hal menggembirakan, karena di tengah situasi ekonomi Indonesia yang sedang dilanda wabah Covid-19, KBI bisa mencatatkan kinerja yang positif. Dengan pencapaian yang ada di semester I tahun 2020 ini, kami optimistis target kinerja KBI di tahun 2020 dapat tercapai,” kata Fajar dalam keterangan resminya kepada Kontan.co.id, Senin (10/8).
Fajar menambahkan, kahadiran wabah Covid-19 di Indonesia, menjadikan situasi ekonomi Indonesia sepanjang semester I tahun 2020 cenderung kurang baik. Melansir data dari Biro Pusat Statistik, sepanjang semester I-2010 secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 1,26% yoy
Selanjutnya, di kuartal II-2020 ekonomi mengalami kontraksi alias tumbuh negatif 5,32% secara yoy. Dibandingkan kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 juga terkontraksi alias minus 4,19%. Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia masih berhasil tumbuh positif 2,97% yoy.
Meskipun demikian, di tengah situasi ekonomi tersebut, Fajar mengklaim industri perdagangan berjangka komoditi masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Data KBI menunjukkan bahwa sepanjang semester I-2020, volume transaksi perdagangan berjangka komoditi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengalami pertumbuhan sebesar 31% dibandingkan dengan semester I-2019.
Sepanjang semester I-2020 pula, volume transaksi di Sistem Perdagangan Alternatif tercatat sebesar 3.857.236,70 lot, atau mengalami pertumbuhan sebesar 29% dibandingkan dengan volume transaksi di semester I-2019 yang tercatat sebanyak 2.994.556,00 lot. Transaksi di Sistem Perdagangan Alternatif tersebut meliputi Currency, Index dan Komoditi SPA.
Sedangkan untuk transaksi Multilateral, sepanjang semester I-2020, tercatat volume transaksi sebanyak 806.473 lot, mengalami pertumbuhan sebesar 45 % dibandingkan semester I tahun 2019, dimana volume transaksi tercatat sebanyak 558.001 lot.
“Untuk semester II-2020, kami optimis kinerja KBI akan tumbuh positif, dan dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini melihat bahwa industri perdagangan berjangka komoditi cukup tahan terhadap goncangan ekonomi, baik nasional maupun global," tambah Fajar.
Baca Juga: Tawaran investasi ilegal perdagangan berjangka marak, ini langkah KBI dan Bappebti
Untuk itu, KBI bakal terus mendorong peningkatan transaksi di perdagangan berjangka komoditi di BBJ tentu dengan berbagai upaya edukasi serta literasi kepada masyarakat terkait investasi ini. Bahkan, Fajar menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuhnya industri perdagangan berjangka komoditi.
"Tidak hanya perdagangan di Sistem Perdagangan Alternatif, kami bersama pemangku kepentingan lain di industri ini juga mendorong untuk peningkatan transaksi Multilateral," jelasnya.
Selain sebagai lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di BBJ, KBI juga memiliki pilar bisnis sebagai lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di pasar fisik, serta sebagai Pusat Registrasi Sistem Resi Gudang (SRG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News