kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah derasnya net sell, 10 saham ini masih jadi buruan asing


Minggu, 15 Maret 2020 / 15:27 WIB
Di tengah derasnya net sell, 10 saham ini masih jadi buruan asing
ILUSTRASI. Warga melintas di samping layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persebaran virus corona (Covid19) turut membuat investor asing melepaskan kepemilikannya di saham-saham domestik. Tercatat, dalam sepekan jumlah dana asing yang kabur dari pasar ekuitas mencapai Rp 2,10 triliun.

Namun, di tengah aksi jual yang massif, ada beberapa saham yang masih menjadi buruan asing dan mencatatkan net buy dalam sepekan ini.

Baca Juga: Sampai kapan asing menarik dananya keluar dari pasar saham Indonesia?

Melansir RTI Business, saham-saham yang mencatatkan net buy dalam sepekan adalah sebagai berikut :

1. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), net buy Rp 58 miliar
2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), net buy Rp 53,8 miliar
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), net buy Rp 47 miliar
4. PT United Tractors Tbk (UNTR) net buy Rp 39,3 miliar
5. PT Bank Permata Tbk (BNLI), net buy Rp26,2 miliar
6. PT XL Axiata Tbk (EXCL), net buy Rp25,1 miliar
7. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), net buy Rp 24,1 miliar
8. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), net buy Rp 23,9 miliar
9. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), net buy Rp 23,7 miliar
10. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), net buy Rp 18,5 miliar.

Baca Juga: Analis: Prediksi pemangkasan suku bunga The Fed jadi sentimen positif bagi IHSG

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas memperkirakan besar kemungkinan investor asing telah melakukan aksi cicil beli, terutama karena saham-saham tersebut valuasinya sudah cukup murah.

Saham LPPF misalnya, pada perdagangan Jumat (13/3) diperdagangkan dengan Price to Earning (PE) Ratio sebesar 3,76 kali. Sementara saham-saham pertambangan seperti UNTR, ADRO, PTBA diperdagangkan dengan PE Ratio masing-masing 5,14 kali, 4,72 kali, dan 5,60 kali.

“Strategi mencicil average down untuk saham-saham yang tergolong murah tidak masalah bagi investor asing, sebab investor asing bersifat jangka panjang,” ujar dia kepada Kontan.co.id.

Saat ini pun investor belum bisa mengetahui apakah harga saham-saham tersebut sudah berada di titik terendahnya. Sukarno juga menegaskan bahwa saham-saham yang diburu asing belum tentu menarik untuk dikoleksi.

Baca Juga: Imbas corona, triliunan dana asing menguap dari pasar saham Indonesia

Emiten pertambangan batubara misalnya, saat ini sedang tertekan akibat melemahnya perekonomian China akibat corona yang akhirnya melemahkan permintaan komoditas batubara.

Presiden Direktur Astronacci International Sekuritas Gema Goeyardi juga menilai saat ini emiten tambang batubara masih rentan dengan adanya kebijakan pembatasan impor batubara dari China. Namun, Gema bilang investor bisa mulai mencermati saham PTBA dan ADRO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×