Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menggerus tenaga rupiah dalam sepekan terakhir. Sementara, data inflasi dalam negeri gagal mencuri perhatian pasar.
Di pasar spot, Jumat (3/3), nilai tukar rupiah melemah 0,19% dibanding hari sebelumnya ke level Rp 13.383 per dollar AS. Sehingga, dalam sepekan terakhir, mata uang Garuda sudah tergerus 0,40%.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, rupiah terdepresiasi 0,10% ke posisi Rp 13.375 per dollar AS. Adapun, dalam sepekan, kurs rupiah keok 0,30%.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menjelaskan, rupiah melemah di tengah kuatnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Tingkat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed pada Maret ini telah mencapai angka 80%.
Optimisme pasar meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjelaskan kebijakan ekonominya dalam pidato di hadapan Kongres. Beberapa pejabat The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. "Ditambah lagi dengan dukungan data klaim pengangguran AS yang semakin turun," kata Reny.
Sementara dari sisi domestik, inflasi bulan Februari masih cukup terkontrol sehingga membawah efek positif bagi mata uang Garuda. Sayangnya, pasar lebih fokus pada isu eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News