Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rilis inflasi Februari akhirnya berdampak positif bagi kurs rupiah. Kemarin (2/3), di pasar spot, kurs rupiah naik 0,04% jadi Rp 13.357 per dollar AS. Sementara kurs tengah rupiah Bank Indonesia stagnan di level Rp 13.361 per dollar AS.
Sebelumnya, rupiah sempat tertekan lantaran sentimen pidato Trump dan suku bunga AS. Alhasil, dampak positif data inflasi tidak terasa.
Menurut Sri Wahyudi, Research and Analyst Garuda Berjangka, setelah sentimen AS hilang, pelaku pasar melakukan bargain hunting, memanfaatkan pelemahan rupiah. Data ekonomi China yang bagus juga memberi efek positif bagi rupiah. Wahyudi memprediksi penguatan rupiah bertahan hingga akhir pekan.
Tapi Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menuturkan pidato beberapa pejabat The Fed yang hawkish mengenai rencana kenaikan suku bunga bisa kembali menekan rupiah.
"Kalau pun menguat rentangnya tetap terbatas," jelas Reny. Tapi, jika inflasi Jepang naik, bisa memberikan kekuatan tambahan bagi rupiah.
Jumat (3/3), Reny memprediksi rupiah bergerak antara Rp 13.320-Rp 13.380 per dollar AS. Prediksi Wahyudi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.300-Rp 13.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News