kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di pasar spot, dollar AS semakin perkasa


Rabu, 03 September 2014 / 10:34 WIB
Di pasar spot, dollar AS semakin perkasa
ILUSTRASI. Aset yang sudah disita dalam kasus Wanaartha Life beragam bentuk, termasuk rumah dan bangunan.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Dollar AS menguat ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir versus yen Jepang pada transaksi perdagangan hari ini (3/9). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 11.24 waktu Tokyo, yen melemah 0,1% menjadi 105,20 per dollar AS. Pada transaksi sebelumnya, yen sempat menyentuh level 105,27 yen yang merupakan level terlemah sejak 10 Januari lalu.

Mata uang Negeri Sakura ini sempat terdepresiasi ke posisi 105,44 yen pada 2 Januari lalu. Ini merupakan posisi terlemah sejak Oktober 2008.

Sementara itu, nilai tukar dollar AS tak banyak mencatatkan perubahan di posisi US$ 1,3134 per euro dari posisi kemarin. Sedangkan mata uang euro menguat 0,1% menjadi 138,17 yen.

Penguatan dollar AS juga tercermin dari Bloomberg Dollar Spot Index yang tak berubah dari posisi kemarin di level 1.033,96. Nah, kemarin, indeks dollar ini sempat bertengger di posisi 1.034,91 yang merupakan level tertinggi sejak 23 Januari lalu.

Penguatan dollar AS dipicu oleh outlook pertumbuhan positif ekonomi AS yang meningkatkan kemungkinan dinaikkannya suku bunga acuan oleh the Federal Reserve lebih cepat dari yang diprediksi pelaku pasar.

Di sisi lain, pelemahan yen juga didorong oleh spekulasi bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menunjuk seorang menteri yang mengatur pengelolaan dana pensiun ke aset-aset dengan nilai imbal hasil tinggi. Kondisi ini yang menyebabkan rendahnya permintaan mata uang Jepang.

"Dollar AS masih memiliki ruang untuk menguat lebih besar. Data ekonomi AS cukup kuat dan mendukung kenaikan suku bunga oleh the Fed. Jika proses pemulihan ekonomi AS terus berlanjut, maka ada kemungkinan bahwa the Fed dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari antisipasi pasar," jelas Janu Chan, ekonom St. George Bank Ltd di Sydney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×