Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kontrak non deliverable forward (NDF) rupiah kian tak bertenaga pada transaksi hari ini (22/8). Bahkan jika dibandingkan dengan nilai tukar rupiah di pasar spot, terjadi perbedaan yang cukup besar.
Data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak NDF rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan keok 2,4% menjadi 11.441 per dollar AS pada pukul 11.35 WIB. Posisi tersebut 5,7% lebih lemah dari posisi rupiah di pasar spot yang pada hari ini melemah 0,5% menjadi 10.825 per dollar. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2009 lalu. Pada transaksi sebelumnya, kontrak NDF rupiah sempat loyo 2,9% menjadi 11.493 per dollar.
Pelemahan rupiah disinyalir masih berkaitan dengan rencana the Federal Reserve untuk memangkas nilai stimulus mereka pada September mendatang. Jika hal itu dilakukan, jumlah pasokan dollar akan berkurang sehingga memperkuat posisi si hijau.
"Kontrak NDF rupiah terkena dampak kemungkinan dipangkasnya nilai stimulus pada September mendatang. Pemerintah harus membiarkan rupiah melemah agar impor meningkat, yang pada akhirnya akan membantu rupiah," jelas Rully Nova, currency analyst PT Bank Himpunan Saudara 1906 di Jakarta kepada Bloomberg.
Penguatan dollar AS juga tercermin pada Bloomberg Dollar Index yang menanjak untuk hari kedua sehingga mencapai level tertingginya dalam dua pekan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News