Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Di sepanjang 2010, dollar mengalami penguatan terbesar dalam lima tahun terakhir atas euro. Keoknya euro disebabkan oleh kecemasan penyebaran krisis utang Eropa sehingga mendongkrak permintaan untuk investasi alternatif. Apalagi sebelumnya the Federal Reserve mengumumkan rencananya untuk membeli sejumlah surat utang AS.
"Hubungan antara euro-dollar dapat dideskripsikan sebagai "siapa yang paling buruk, Eropa atau AS?" jelas Firas Askari, head currency trader Bank of Montreal di Toronto. Dia menambahkan, jika dilihat perkembangannya, perekonomian AS lebih nyata dan kuat dibanding Eropa.
Hal itu terbukti dengan melihat Dollar Index yang pada akhir tahun 2010 ditutup di level 79,028 atau naik 1,5%. Penguatan dollar terjadi pada lima bulan pertama seiring krisis Eropa meningkatkan permintaan aset AS. Si hijau sempat melemah dari level perkasanya dalam setahun pada Juni, sebelum the Fed mengumumkan kebijakan quantitative easing.
Sebaliknya, mata uang 16 negara Eropa merupakan mata uang dengan performa terburuk atas dollar di 2010 dengan keok 6,5%. Pada akhir tahun, euro ditutup di posisi US$ 1,3384.
Kendati begitu, si hijau tampak tidak berkutik atas 12 dari 16 mata uang utama dunia sepanjang tahun lalu. Rendahnya suku bunga AS membuat investor mengalihkan matanya ke sejumlah aset dengan yield menarik. Yen menjadi mata uang dengan performa terbaik atas penguatannya terhadap dollar di 2010, meskipun pemerintah Jepang telah beruaya keras melakukan intervensi mata uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News