kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Dharma Satya (DSNG) bidik pertumbuhan produksi CPO 26%


Kamis, 07 Februari 2019 / 19:17 WIB
Dharma Satya (DSNG) bidik pertumbuhan produksi CPO 26%


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) memproduksi crude palm oil (CPO) sebesar 488.000 ton naik 21% ketimbang produksi pada 2017.

Peningkatan ini lantaran ada peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan sebesar 20% menjadi 1,85 juta ton dibandingkan tahun 2017 sebanyak 1,55 juta ton. Dari jumlah itu, produksi kebun inti mencapai 1,59 juta ton, naik sekitar 15% dibandingkan 2017.

Corporate Secretary Dharma Satya, Paulina Suryanti mengungkapkan pada tahun 2019 mereka membidik pertumbuhan produksi CPO sebesar 26% menjadi 614,880 ton.

"Tahun ini akan ada tambahan produksi 14% dari PT Bima Palma Nugraha (BPN) dan PT Bima Agri Sawit (BAS)," ujarnya pada Kontan.co.id, Kamis (7/2).

Sebelumnya, emiten berkode saham DSNG ini telah mengambilalih 100% BPN dan 100% BAS pada Desember silam. Dua perusahaan perkebunan milik Bima Palma Group (BPG) yang berlokasi di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Paulina menjelaskan, salah satu fokus mereka pada tahun ini adalah menambah kapasitas produksi dari satu pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di Kalimantan Timur. Pabrik PKS Bima Palma Nugraha ini memiliki kapasitas produksi sebesar 30 ton per jam, akan ditambah menjadi 60 ton per jam.

"Kita memiliki 9 PKS dengan total kapasitas 510 ton per jam, ini belum termasuk yang extention dan belum termasuk PKS 8," imbuhnya.

Pada tahun ini mereka menyiapkan belanja modal sebesar Rp 800 miliar naik 33% daripada capex tahun lalu Rp 600 miliar. Pendanaan belanja modal ini berasal dari kas internal dan pinjaman bank. Salah satu penggunaan capex ini untuk menambah kapasitas PKS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×