Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) memasang target optimistis tahun ini. Emiten yang bergerak di bidang pengolahan hasil tangkapan laut ini menargetkan penjualan tumbuh 19% tahun ini, yakni di angka Rp 661 miliar. Sebagai perbandingan, tahun lalu DSFI membukukan penjualan senilai Rp 552 miliar.
Per kuartal pertama 2023, DSFI membukukan pendapatan senilai Rp 148.73 miliar, menurun 8,5% dari capaian penjualan di periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh kontraksinya pasar ekspor. Namun, Direktur Utama DSFI Ewijaya menilai capaian ini masih sejalan dengan target akhir tahun DSFI.
Ewijaya menjabarkan, terdapat sejumlah strategi yang akan dilakukan DSFI untuk menggenjot kinerja. Pertama, Pengembangan pasar ekspor. DSFI berencana untuk merangsek ke pasar China. Sebagai negara dengan penduduk terbesar, pasar China dinilai memiliki potensi yang besar.
Ewijaya mengatakan, DSFI telah berpartisipasi dalam pameran ekspor yang diselenggarakan pada akhir tahun lalu, sehingga hal ini diharapkan mampu membuka peluang pasar di negeri panda tersebut.
Selain China, wilayah Timur Tengah juga menjadi pasar yang dibidik DSFI. Ewijaya mengatakan, tahun lalu DSFI sudah memperoleh sertifikasi dan standar registrasi dari Arab Saudi untuk calon pengekspor. Korea Selatan juga menjadi pasar potensial yang dibidik DSFI.
Baca Juga: Dharma Samudera Fishing (DSFI) Optimistis Target Tahun Ini Bisa Tercapai
“Juga tentu negara lain di wilayah Eropa yang belum dimasuki, yakni negara Skandinavia seperti Norwegia. Walaupun memang 50% negara Uni Eropa sudah menjadi pasar kami,” kata Ewijaya dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (21/6).
Adapun pangsa pasar utama saat DSFI saat ini adalah Amerika Serikat (AS) dengan kontribusi hingga 66%. Disusul ekspor ke negara-negara Eropa sebesar 20%, penjualan ke Australia sebesar 6%, penjualan ke Jepang sebesar 3%, dan penjualan ke pasar domestik sebesar 5%
Kedua, DSFI akan melakukan diferensiasi produk, salah satunya adalah diferensiasi produk olahan udang yang saat ini belum menjadi produk unggulan DSFI.
Ewijaya berkisah keberhasilan strategi diferensiasi produk ikan mahi-mahi yang dilakukan pada 2019. Kala itu, ikan mahi-mahi bukan menjadi produk utama DSFI. Namun, DSFI melihat potensi permintaan dari pasar AS yang cukup tinggi terhadap olahan ikan mahi-mahi.
Strategi ini berhasil membawa DSFI menjadi eksportir ikan mahi-mahi terbesar dari Indonesia ke pasar AS.
Ketiga adalah efisiensi biaya. Sebab, biaya adalah salah satu variabel yang bisa dikontrol oleh perusahaan. Salah satu langkah efisiensi adalah maksimalisasi sourcing points, di mana DSFI akan merelokasi wilayah sumber daya hasil laut yang tidak efisien dan memiliki volume tangkap yang sedikit ke wilayah tangkap yang memiliki sumber melimpah. Relokasi sourcing points ini diharapkan bakal meningkatkan volume dan menekan biaya per unit.
DSFI juga menggeser sourcing point ke daerah yang lebih baru, yang diharapkan agar biaya pembelian per kg jauh lebih murah. Adapun Sourcing points DSFI berkolasi di Indonesia bagian Timur dan Indonesia bagian Barat, dengan dua pabrik pengolahan yakni di Kendari seluas 2.224 m2 dan pabrik di Jakarta seluas 7.785 m2
Ewijaya tidak menampik, gejolak harga bahan baku menjadi tantangan bagi DSFI. Untuk meminimalisir dampak kenaikan harga bahan baku, DSFI menerapkan strategi untuk tidak bergantung ke satu jenis produk.
“Ini untuk mengantisipasi kenaikan di salah satu spesies dengan menyeimbangkan spesies yang harga bahan bakunya masih stabil. Sehingga hal ini bisa menjaga profit,” sambung dia. Adapun DSFI saat ini memiliki 20 spesies hasil tangkapan laut, mulai dari tuna, gurita, hingga ikan kakap,
DSFI juga menerapkan strategi pricing. Namun, DSFI memasang sikap hati-hati dalam menaikkan harga karena adanya kompetisi dengan pemain lain. Di sisi lain, DSFI juga diadang oleh sentimen geopolitik dan meningkatnya tingkat inflasi di negara tujuan. Hal ini berpotensi menurunkan daya beli dan tingginya posisi inventory di negara tujuan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News