Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) menyatakan porsi penjualan komponen kendaraan listrik masih tergolong sangat kecil dari total penjualannya.
Presiden Direktur harma Polimetal, Irianto Santoso, mengungkapkan saat ini porsi penjualan komponen EV kami masih kecil. Hal itu seiring dengan penjualan EV di Indonesia baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat yang juga masih rendah.
"Meski begitu, kami sudah mempersiapkan diri dengan mengembangkan dan memproduksi komponen-komponen EV, langkah ini diambil untuk menghadapi potensi meningkatnya permintaan EV dan lokalisasi merek-merek EV di masa depan," jelas Irianto pada Kontan, Kamis (11/7).
Baca Juga: Kinerja Emiten Kendaraan Listrik Diproyeksi Tertekan, Simak Saham Rekomendasi Analis
Irianto menjelaskan, saat ini fokus DRMA sedang persiapan ekosistem kendaraan listrik (EV), mulai dari capability hingga pabrik.
Ia menyebutkan DRMA telah memproduksi sejumlah komponen seperti battery pack dan BLDC untuk merek 2W EV, untuk menunjukkan kemampuan dalam memproduksi komponen EV.
"Sehingga jika OEM request ke Dharma Group untuk supply komponen EV, kami sudah siap," ujarnya.
Menurut Irianto semakin cepat transisi dari ICE ke EV dalam industri otomotif akan memberikan dampak positif pada DRMA. Dimana sejak 4 tahun sampai 5 tahun yang lalu, DRMA telah berinvestasi dalam pengembangan komponen-komponen EV serta infrastrukturnya.
Irianto menyebutkan DRMA telah menyediakan berbagai komponen EV seperti casing battery pack, HV cable, HV connector, wiring harness, smart key, USB charger, HSS Frame (High Strength Steel), dan battery pack 2W EV.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Optimistis Raih Kenaikan Penjualan di Semester II-2024
"Tidak hanya fokus pada komponen kendaraan, kami juga mengembangkan infrastruktur pendukung kendaraan EV seperti stasiun pengisian daya (charging station) baik yang tipe fast maupun slow charging," ungkapnya.
Irianto optimistis meski volume kendaraan EV di Indonesia untuk saat ini masih kecil, namun dengan regulasi dari pemerintah mendorong peningkatan konten dalam negeri beserta beberapa subsidi, ini akan mendorong penetrasi EV di Indonesia.
"Kami juga meyakini bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," ucap Irianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News