kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demo tolak omnibus law bisa menekan pasar saham di jangka pendek


Kamis, 08 Oktober 2020 / 21:37 WIB
Demo tolak omnibus law bisa menekan pasar saham di jangka pendek
ILUSTRASI. Batalnya Omnibus Law diperkirakan bisa menurunkan kepercayaan dari investor.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai DPR ketok palu pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, masyarakat menanggapinya dengan aksi demo buruh di beberapa daerah. Omnibus Law digadang-gadang dapat memberikan sentimen positif terhadap pasar saham.

Namun, aksi penolakan ini diprediksi bisa menjadi tekanan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek setelah berhasil terus menguat sejak Senin (5/10). "Aksi demonstrasi dari masyarakat tentunya dapat menjadi tekanan bagi IHSG besok," jelas Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama, Kamis (8/10). 

Dus, aksi yang lebih menenangkan dari pemerintah tentunya diharapkan guna meredam panasnya situasi di lapangan saat ini. Meski di sisi lain, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menyuarakan penarikan Omnibus Law, yang sekaligus menandakan pemerintah pecah suara.

Batalnya Omnibus Law diperkirakan bisa menurunkan kepercayaan dari investor. "Untuk omnibus law batal kemungkinan batalnya kecil," imbuh Okie. 

Baca Juga: Wall Street menguat dengan sinyal kelanjutan negosiasi stimulus

Dus, sentimen negatif akibat demo ini hanya bersifat jangka pendek. Kecuali memang pembatalan Omnibus Law terealisasi, yang menyebabkan investor asing juga berpotensi melakukan aksi jual alias net sell

Sementara itu, Okie memprediksi IHSG di akhir tahun 2020 dapat menyentuh 5.350. Hal ini dipengaruhi oleh sentimen kuat penyerapan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dinilai akan lebih maksimal pada kuartal IV-2020, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan daya beli masyarakat. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan penolakan dari buruh dan pemerintah daerah bisa memberikan sentimen negatif apabila berkepanjangan, apalagi bila sampai mogok kerja. "Demikian juga kasus Covid-19 yang terus naik, tidak juga turun, juga negatif untuk ekonomi," kata dia. 

Baca Juga: IHSG naik empat hari berturut-turut, berikut prediksi untuk perdagangan Jumat (9/10)

Di tengah sentimen tersebut, Zamzami memperkirakan, hingga akhir tahun pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh sentimen perkembangan vaksin Covid-19 dan perbaikan data ekonomi makro yang dapat menggambarkan pemulihan ekonomi secara gradual. Dari luar negeri, ketidakpastian masih membayangi terutama terkait pemilu Amerika Serikat (AS), perjanjian dagang Inggris dan Uni Eropa, serta risiko gelombang dua atau gelombang pertama yang belum selesai. 

Zamzami memprediksi penutupan IHSG di akhir tahun 2020 ini berada di rentang resistance pertama 5.031, resistance kedua 5.125 dan resistance ketiga 5.235. Sedangkan support berada di level 4.920 dan 4.815. 

Baca Juga: Survei penjualan eceran berpeluang mengangkat kurs rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×