Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsorsium PT Vale Indonesia Tbk (INCO), TISCO dan Shandong Xinhai Technology berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 500 megawatt (MW). Nantinya, PLTG ini digunakan untuk melistriki proyek smelter di Bahodopi, Sulawesi Tengah yang tengah dibangun konsorsiun tersebut.
Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, pembangunan PLTG tersebut akan dipimpin oleh mitra perusahaan dalam proyek smelter Bahodopi.
“Tentu saja mereka akan appoint kontraktor, tapi lead-nya dari partner China kami,” kata Irmanto saat dihubungi Kontan.co.id (19/9).
Seperti diketahui, Vale Indonesia tengah mengawal proyek smelter berteknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) dengan rencana kapasitas produksi 73.000-80.000 metrik ton feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.
Keputusan investasi final alias final investment decision (FID) untuk proyek yang digarap bersama TISCO dan Shandong Xinhai Technology tersebut telah rampung pada 29 Juli 2022 lalu.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Pastikan Mega Proyek Senilai US$ 8 Miliar Dieksekusi
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan proyek yang dimulai seturut penandatanganan Perjanjian Investasi Blok Bahodopi antara Vale Indonesia, TISCO dan Shandong Xinhai Technology di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (6/9) lalu.
Asal tahu, Vale Indonesia memang tidak sendiri menggarap proyek Bahodopi. Dalam proyek ini, Vale Indonesia mengempit 49% saham dalam proyek smelter Bahodopi, sedang 51% sisanya dipegang oleh TISCO-Shandong Xinhai Technology.
Menurut perkiraan, kebutuhan investasi proyek smelter Bahodopi berkisar US$ 2,1 miliar. Angka tersebut sudah mencakup investasi untuk pengerjaan infrastruktur gas alam cari alias liquefied natural gas (LNG) yang rencananya digunakan sebagai sumber energi smelter Bahodopi, termasuk PLTG yang akan mengolah LNG tersebut menjadi tenaga listrik.
Saat ini, Vale Indonesia dan mitra masih berdiskusi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk membahas sumber pasokan LNG yang kiranya dapat digunakan sebagai sumber energi bagi smelter di Bahodopi.
“Untuk pasokan LNG diskusinya masih berlanjut,” tutur Irmanto.
Per 30 Juni 2022 lalu, Vale Indonesia tercatat memiliki kas dan setara kas pada akhir periode sebesar US$ 585,92 juta, naik 15,26% dibanding posisi kas dan setara kas awal periode Vale Indonesia di tahun buku 2022 yang sebesar US$ 508,32 juta.
Sementara itu, aset Vale Indonesia per 30 Juni tercatat sebesar US$ 2,61 miliar, terdiri atas ekuitas sebesar US$ 2,30 miliar dan liabilitas sebesar US$ 312,29 juta.
Dus, rasio utang terhadap modal alias debt-equity-ratio (DER) Vale Indonesia per 30 Juni 2022 ialah sebesar 0,13 kali atau 13,55%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News