Reporter: Anna Suci Perwitasari, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Curah hujan yang meningkat tajam membuat pendapatan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tidak secemerlang tahun sebelumnya. Tak heran jika perusahaan ini mencari jalan lain untuk memperoleh keuntungan maksimum. Salah satunya dengan menekan biaya angkut.
Akhir pekan lalu, ADRO melalui anak perusahaannya, PT Adaro Indonesia, telah menandatangani tiga kontrak pengangkutan untuk jangka panjang. Mereka yang meneken kontrak dengan ADRO adalah PT Pulau Seroja Jaya, anak usaha dari Seroja Investments Pte Ltd yang tercatat di bursa Singapura, PT Mitra Bahtera Segara Sejati serta PT Mandiri Abadi Maritim.
Devindra Ratzarwin, Deputi Sekretaris Perusahaan ADRO menjelaskan bahwa kontrak ini berlaku selama tujuh tahun. "Jadi berakhir tahun 2017 nanti," kata di ke KONTAN, Minggu (21/11).
ADRO berharap, kontrak ini bisa menurunkan biaya angkut sekitar 15%. "Besarnya komponen biaya angkut (barging and shiploading) mencapai 10% dari cash cost per ton," jelas Devindra.
Perjanjian ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan armada tongkang ADRO saat ini dan di masa mendatang. Dengan menunjuk tiga pemenang tender, ADRO berharap bisa menciptakan kondisi yang kompetitif. ADRO akan memberikan tambahan volume angkutan batubara kepada kontraktor yang punya kinerja terbaik.
Untuk memperoleh tambahan volume angkutan batubara para kontraktor harus menunjukan kemampuan dalam menurunkan konsumsi bahan bakar dan cycle times secara progresif setiap tahunnya. Selain itu kontraktor juga harus meningkatan ketersedian tongkang serta tetap menjaga standar keamanan.
Perjanjian kontrak ini merupakan lanjutan dari akuisisi perusahaan tongkang dan angkutan yang dilakukan Adaro di tahun 2009 terhadap Orchard Maritime Logistics.
Orchard Maritime menyempurnakan rantai pasokan batubara Adaro dari pit to port. Akuisisi ini berhasil menurunkan biaya angkut alias freight and handling sebesar 6% sepanjang tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News