Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi menghemat beban bahan baku, PT Semen Baturaja Tbk berencana merambah bisnis tambang batubara. Hal ini diprediksi bisa membuat emiten semen ini menghemat beban hingga Rp 30 miliar per tahun.
Harga batubara yang sempat mencapai US$ 100 per metrik ton menyebabkan emiten berkode saham SMBR ini harus menanggung beban lebih. Imbasnya, laba bersih SMBR diproyeksikan turun sebesar 43,42% year-on-year (yoy) menjadi Rp 146,59 miliar pada tahun lalu.
Untuk menekan beban ini, SMBR berencana menginvestasikan dana ke tambang batubara yang berada di sekitar lokasi pabrik SMBR.
"Selain memiliki cadangan kapur yang banyak, Sumatra Selatan juga merupakan provinsi dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, kami berencana berinvestasi baik secara organik maupun anorganik di tambang batubara," ujar Direktur Utama SMBR Rahmad Pribadi kepada Kontan.co.id, Kamis (25/1).
Ia mengaku, saat ini, SMBR sedang mengurus izin penambangan batubara untuk bisa mengembangkan bisnis ini secara organik. Terkait pengembangan secara anorganik, SMBR saat ini juga sedang melakukan pendekatan pada beberapa tambang batubara yang berada di sekitar lokasi pabrik di Baturaja dan Panjang, Sumatra Selatan.
Pengembangan tambang batubara ini tergolong mudah bagi SMBR. Pasalnya, teknik penambangan batubara tak jauh berbeda dengan teknik penambangan kapur yang selama ini dilakukan SMBR. "Sehingga kami sudah memiliki alat, sumber daya, dan skill yang mumpuni untuk mengembangkan tambang ini," papar Direktur Keuangan SMBR Dede Parasade.
Namun, tak sembarang tambang batubara yang bakal diakuisisi emiten semen pelat merah ini. Menurut Rahmad, ada beberapa kriteria yang mereka incar sebelum akhirnya melaksanakan akuisisi tersebut. "Yang pertama, lokasi tambangnya harus terjangkau dari pabrik kami. Selain itu, tambang tersebut juga harus menghasilkan kualitas batubara yang sesuai dengan kebutuhan pabrik kami," tuturnya.
Pengembangan tambang batubara ini diprediksi bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap keuangan SMBR. Dengan memiliki tambang batubara sendiri, SMBR diperkirakan bisa menghemat biaya penambangan dan distribusi hingga US$ 30 per ton. Dengan konsumsi batubara yang mencapai 700.000 ton per tahun, maka pengembangan tambang batubara ini bisa membuat SMBR menghemat hingga US$ 2,1 juta per tahun atau sekitar Rp 30 miliar.
Untuk melancarkan rencana ini, SMBR menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,5 triliun. Sebanyak Rp 1,8 triliun dari total capex akan digunakan untuk investasi di penambangan batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News