kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demam Yunani, CDS Indonesia melejit


Selasa, 29 Mei 2012 / 08:16 WIB
Demam Yunani, CDS Indonesia melejit
ILUSTRASI. Beau's Line yang muncul di kuku termasuk salah satu efek infeksi Virus Corona./Pho KONTAN.Carolus Agus Waluyo/04/06/2012.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Angka potensi gagal bayar surat utang alias credit default swap (CDS) Indonesia naik ke level tertinggi sejak 29 November 2011. CDS Indonesia dengan tenor 5 tahun per (25/5) berada di level 249,16. Sedang, CDS Indonesia tenor 10 tahun mencapai puncak di 315,13. Padahal, di awal Mei, angkanya masing-masing baru 174,08 dan 226,5.

Para analis menduga, kekhawatiran akan krisis Eropa menjadi penyebab utama kenaikan CDS Indonesia. Analis obligasi Mega Capital Indonesia Ariawan menyebut, tak hanya CDS Indonesia yang naik, CDS negara kawasan Asia juga naik. CDS bertenor 5 tahun di Filiphina juga menyentuh level tertinggi sejak akhir November 2011. CDS bertenor sama di Malaysia, China, Korea, Vietnam, dan Thailand pun naik.

CDS yang tinggi memicu indeks obligasi pemerintah menyentuh harga terendah sejak akhir 2011 di 106,01 (28/5). Adapun, imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun FR0061 mencapai 6,5081.

Penurunan harga obligasi tersebut juga diimbangi dengan penurunan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN). Data Direktorat Jenderal

Pengelolaan Utang per (25/5) menunjukkan, asing hanya memegang 28,83% SBN atau sebesar Rp 224,97 triliun. Padahal akhir Januari, asing masih menguasai 32,08% SBN atau senilai Rp 235,97 triliun.

Analis obligasi dari NC Securities I Made Adi Saputra melihat, kekhawatiran terhadap krisis Eropa memicu asing hengkang dari pasar obligasi Indonesia.

Mereka beralih ke US Treasury yang dinilai lebih aman. Akibatnya, yield US Treasury tenor 30 tahun turun ke 2,84%. Padahal, sebelumnya yield US Treasury bisa mencapai 3%,

Fluktuasi harga obligasi dan tingginya risiko investasi di Indonesia masih akan berlanjut sampai ada kepastian kondisi Yunani. Made dan Ariawan sepakat, kondisi ini masih akan bertahan hingga pemilu Yunani 17 Juni.

Ariawan mengatakan, selama masa menunggu, angka CDS dan harga obligasi masih akan dipengaruhi oleh berita-berita terkait isu Yunani dan Eropa. "Trennya masih akan buruk, tapi bisa juga membaik namun sementara," ujar dia.

Prediksi Ariawan, CDS Indonesia tenor lima tahun dalam waktu dekat bisa menyentuh 210 - 260. Sedang CDS tenor 10 tahun bisa menyentuh 280 - 330.

Meski begitu para analis yakin fundamental ekonomi Indonesia masih cukup bagus. Mereka optimistis, dana asing yang keluar bisa kembali lagi menyerbu Indonesia. "Sentimen yang ada sekarang memang murni dari eksternal," tegas Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×