kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dekati level support, harga timah berpotensi terus melemah


Senin, 09 Juli 2018 / 20:05 WIB
Dekati level support, harga timah berpotensi terus melemah
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga timah kontrak berjangka diproyeksi akan terus berlanjut. Setidaknya, indikator teknikal mengonfirmasi keberlanjutan tren bearish tersebut.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, menjelaskan, harga timah secara jangka panjang sudah mendekati area psikologis support-nya. "Kalau aksi spekulasi makin tinggi di pasar global dan area support terlewati, harga timah bisa terus tertekan," ujar Andri, Senin (9/7).

Adapun, Andri belum melihat adanya sentimen lain yang dapat menjadi pijakan positif bagi harga timah untuk berbalik arah. "Harga minyak masih bergejolak akibat sentimen yang sering berubah. Akibatnya, investor cenderung berspekulasi pada komoditas, termasuk timah," kata dia.

Secara teknikal, Andri menjelaskan saat ini harga timah kontrak berjangka masih bergulir di bawah garis Moving Average (MA) 50, 100, maupun 200. Artinya, tren harga dalam jangka waktu pendek maupun panjang masih akan bearish.

Sementara, indikator RSI berada di level 26 dan stochastic memberi sinyal overbought pada level 91,1. Begitu juga dengan MACD yang saat ini ada di area negatif pada level 340,5.

Untuk perdagangan besok, Andri memproyeksi harga timah bakal bergerak dalam rentang US$ 19.350 - US$ 19.700 per metrik ton. Sepekan ke depan, ia memperkirakan harga timah berada di kisaran US$ 19.290 - US$ 19.750 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/7), harga timah untuk kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutupmelemah 0,51% ke level US$ 19.325 per metrik ton. Ini merupakan posisi harga timah terendah sepanjang tahun, bahkan sejak Juli 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×