Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bulan September mulai terasa panas di Amerika Serikat (AS). Dua kandidat calon Presiden AS, Hillary Clinton dan Donald Trump siap adu kekuatan dalam debat Capres.
Rudiyanto, Direktur PT Panin Asset Management mengatakan, berdasarkan hasil polling saat ini, calon dari Partai Demokrat yakni Hillary Clinton sedikit lebih unggul dibandingkan calon dari Partai Republik, Donald Trump.
Dari sudut pandang pasar modal, calon dari Partai Demokrat dianggap lebih berdampak positif pada pasar. Namun menjelang pemilihan bisa terjadi perkembangan tidak terduga yang bisa membuat selisih kedua calon menjadi semakin tipis.
"Apabila selisih kedua calon semakin tipis, maka akan membuat pasar saham di AS menjadi lebih cenderung wait and see," ujar Rudiyanto.
Rudiyanto bilang, salah satu skenario pilpres AS ini adalah kemungkinan besar dimenangkan oleh calon dari Partai Demokrat jika mengacu hasil polling yang ada. Meski demikian, diperkirakan bahwa tidak bisa menang mutlak di eksekutif dan legislatif.
Artinya, sama seperti pemerintahan yang sekarang di mana Presiden dari Partai Demokrat berkuasa, namun secara legislatif lebih banyak dikuasai dari Partai Republik.
Apabila keduanya tidak dapat bekerja sama dengan baik, sangat mungkin sulit dicapai terobosan untuk melakukan perbaikan ekonomi karena sangat dibutuhkan kerja sama keduanya.
Sebaliknya jika eksekutif dan legislatif ternyata dapat bekerja sama dan membuat terobosan tentu efek bagi pasar akan jauh lebih baik. Tentu hal ini baru bisa diketahui pada tahun-tahun mendatang.
"Dalam jangka pendek, hasil polling, paket kebijakan ekonomi dan keuangan dalam perdebatan akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sentimen saham AS," pungkas Rudiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
