Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Sektor ritel modern terus memutar otak agar bisnis bisa berjalan optimal. Daya beli masyarakat yang rendah, masih menjadi momok sektor ini. Tak ayal bila kebanyakan emiten sektor ini cukup tertekan. Siasat pun diatur untuk menebalkan bottom line kinerja emiten.
Salah satu cara yang ditempuh emiten yakni dengan menutup toko-toko yang tidak produktif. Misalnya saja, seperti yang dilakukan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dengan menutup dua gerai di Pasaraya Manggarai dan Blok M akhir bulan ini. Manajemen memilih fokus pada gerai yang memberi kontribusi positif.
Selain melakukan penutupan gerai, adapula emiten yang mengubah format penjualan. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) misalnya. Emiten ini menutup delapan gerai berformat supermarket, kemudian menggantinya dengan format department store. Format baru tersebut dinilai memiliki potensi yang lebih baik.
Bukan hanya itu, ada pula emiten yang justru mendiversifikasi bisnis baru. Antara lain, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berinovasi dengan konsep minimarket. HERO menghadirkan Giant Mart agar bisa lebih dekat dengan pemukiman warga. "Kami telah punya beberapa format. Kini kami buka Giant Mart, ini bukan minimarket umumnya tapi sebuah konsep baru," kata Stephane Deutcsh, Presiden Direktur HERO dalam public expose beberapa waktu lalu.
HERO sudah membuka dua Giant Mart yang berlokasi di City Park dan Green Ville. Kedua lokasi tersebut berada di Jakarta. Sehingga, HERO memiliki lima brand, yakni Giant Ekspres, Giant Ekstra, IKEA, Guardian, dan Giant Mart. "Saat ini belum akan nambah brand baru lagi," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News