Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Membaik jumlah tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen yang mampu membuat posisi greenback kembali menguat. Sajian data ini meredam kekhawatiran pasar pada pertemuan pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping besok (6/4) yang bakal menekan dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/4) pukul 20.00 WIB, pasangan mata uang EUR/USD tercatat melemah 0,02% ke level 1, 0672 dibanding hari sebelumnya.Sejak awal perdagangan, pasangan kedua mata uang ini memang cukup bergerak fluktuatif. Sejak pagi pergerakannya cenderung berubah-ubah dengan rentang yang sempit.
Menurut Alwi Assegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka, sebenarnya kedua mata uang ini sedang dibayangi sentimen negatif. “Data PMI sektor jasa zona euro yang kurang memuaskan membuat euro sempat melemah,” ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (5/4).
PMI sektor jasa di bulan Maret untuk keseluruhan kawasan Uni Eropa mengalami penurunan dari level 56,5 ke level 56. Belum lagi data dari masing-masing negara anggota pun menunjukkan koreksi yang serupa.
Sementara itu dari AS, pelemahan terjadi karena kekhawatiran akan hasil pertemuan Trump dan Xi Jinping. Sejak terpilih menjadi Presiden, Trump kerap kali melontarkan pernyataan yang cukup keras, mulai dari China yang dituduh memanipulasi mata uang hingga pembatasan masuknya produk China ke AS.
Namun pasca dirilisnya data tenaga kerja sektor swasta AS, greenback kembali mengungguli euro. Jumlah tenaga kerja negeri paman Sam di bulan Maret bertambah dari 245.000 menjadi 263.000. Kata Alwi data ini yang memuaskan ini mencerminkan pencapaian non farm payroll (NFP)pada Jumat nanti. "Kalau data NFP bagus akan menjadi pertimbangan The Fed menaikkan suku bunga acuan. Bisa jadi dollar AS akan melanjutkan penguatan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News