kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data pengangguran AS naik, harga emas kembali melaju 0,3% di pekan lalu


Minggu, 04 Juli 2021 / 06:45 WIB
Data pengangguran AS naik, harga emas kembali melaju 0,3% di pekan lalu
ILUSTRASI. Harga emas kembali berkilau


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas ditutup menguat pada akhir perdagangan pekan lalu setelah mencetak harga terendah dalam dua bulan di awal pekan. Alhasil, emas pun mencetak penguatan dalam dua pekan secara berturut-turut.

Jumat (2/7), harga emas spot ditutup menguat 0,6% ke level US$ 1.787,30 per ons troi, setelah sempat melonjak ke US$ 1.794,86 per ons troi, level tertinggi sejak 18 Juni. 

Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup naik 0,4% menjadi US$ 1.783,30 per ons troi.

Dengan hasil tersebut, emas spot dan emas berjangka pun berhasil menguat 0,3% dalam sepekan terakhir. Ini melanjutkan penguatan yang terjadi di pekan sebelumnya.

Keperkasaan emas sebenarnya datang jelang akhir pekan. Ini terjadi usai data non-farm payrolls Amerika Serikat (AS) meningkat lebih besar dari perkiraan, yakni 850.000 pada bulan Juni. Meski begitu, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam naik menjadi 5,9% dari 5,8% pada bulan sebelumnya.

Pejabat Federal Reserve baru-baru ini menyarankan agar bank sentral AS perlu mulai mengurangi pembelian asetnya di tahun ini.

Namun, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible mengatakan, data itu tidak mungkin memicu percepatan rencana The Fed untuk melonggarkan stimulus atau memulai kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: Sabtu (3/7), harga emas Antam naik Rp 7.000 jadi Rp 941.000 per gram

Dia menambahkan, emas juga menemukan beberapa dukungan karena banyak analis memperkirakan kejutan kenaikan yang lebih besar pada data.

Di sisi lain, yield US Treasury dan dolar AS jatuh setelah laporan tersebut. Ini mendukung harga emas karena imbal hasil yang lebih rendah mengurangi biaya peluangnya.

Sementara itu, investor juga melihat dampak dari serbuan varian virus corona Delta di beberapa negara pada Asia dan Eropa. Lonjakan kasus ini membuat rencana pembukaan kembali ekonomi tertunda.

Kekhawatiran ini, dan tingkat vaksinasi yang lebih rendah di beberapa bagian Amerika Serikat, dapat meyakinkan beberapa investor bahwa The Fed akan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga, mendukung emas dalam jangka panjang, kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities.

Tetapi dalam waktu dekat, "emas menghadapi resistensi secara teknikal di sekitar US$ 1.790 per ons troi dan kemungkinan akan menjajalnya sampai kita melihat beberapa data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan."

Selanjutnya: Bharat Biotech India mengatakan vaksin produksinya 93,4% efektif melawan COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×