Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat pada pekan lalu, mata uang Garuda kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Senin (19/2), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,27% ke level Rp 13.560 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah menguat 0,21% ke level Rp 13.540 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, sentimen eksternal masih menjadi faktor utama pergerakan rupiah, hari ini. Di antaranya, rilis data indeks keyakinan konsumen dan data klaim pengangguran AS pada pekan lalu yang melebihi perkiraan.
"Ini menunjukkan kebijakan pemotongan pajak oleh pemerintahan AS berdampak positif, sehingga menjadi sentimen negatif buat mata uang emerging market, termasuk rupiah," ujarnya, hari ini.
Meski begitu, dalam jangka menengah, indeks dollar AS masih belum menunjukkan penguatan signifikan. Sebab, pasar masih belum melihat arah pasti perekonomian AS ke depan.
Sementara, dari dalam negeri, kata David, belum ada sentimen yang mampu menyokong rupiah signifikan. "Data neraca perdagangan dan hasil rapat dewan Gubernur BI terkait suku bunga pekan kemarin tidak begitu substansial mempengaruhi rupiah," paparnya.
Pekan ini, pasar sedang menunggu rilis notulensi rapat The Federal Reserves yang telah digelar pekan lalu, dan pidato dari sejumlah anggota dewan gubernur The Fed.
Prediksi David, Selasa (20/2), nilai tukar rupiah masih akan cenderung mendatar. Ia memproyeksikan, rupiah akan berada di kisaran Rp 13.500-13.580 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News