kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Data ekonomi AS masih jadi sentimen laju USD/JPY


Senin, 10 Juli 2017 / 18:37 WIB
Data ekonomi AS masih jadi sentimen laju USD/JPY


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Meski Jepang hari ini merilis beberapa data ekonomi, nilai tukar yen masih belum mampu menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Dari hasil pantauan KONTAN, pasangan USD/JPY terus bergerak menguat pada perdagangan Senin (10/7).

Data yang diperoleh dari Bloomberg, pasangan mata uang USD/JPY menguat ke level 114,23 pada pukul 17.29 WIB. Solidnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis Jumat (7/7) masih memberi sentimen positif bagi pergerakan dollar AS.

Analis PT Global Kapital Investama Alwi Assegaf melihat, data non-farm payroll (NFP) yang dirilis akhir pekan lalu masih memberikan rangsangan pada pergerakan dollar AS terhadap yen. "Positifnya data NFP ini turut mendukung prospek kenaikan suku bunga The Fed sekali lagi," papar Alwi kepada KONTAN, Senin (10/7).

Di sisi lain, pelemahan yen terhadap dollar AS juga disebabkan oleh perbedaan kebijakan moneter antara bank sentral Jepang alias Bank of Japan (BOJ) dengan kebijakan moneter The Fed. BOJ yang masih mempertahankan kebijakan moneter yang longgar membuat yen belum mampu perkasa terhadap the greenback. Pasalnya, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menarik kembali kebijakan mengenai stimulus moneter yang besar agar bisa mencapai target inflasi sebesar 2% tahun ini.

Kebijakan ini, menurut Alwi, berbeda jauh dengan Bank Sentral AS. Alih-alih melonggarkan, The Fed justru telah menaikkan suku bunga acuan mereka sebanyak dua kali tahun ini. "Mereka bahkan diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga mereka di akhir tahun nanti sekali lagi," kata Alwi.

Stabilnya keadaan geopolitik juga membuat yen kurang menarik di mata investor. Mata uang yang termasuk aset safe haven ini biasanya menjadi pilihan investor ketika keadaan politik dan ekonomi global sedang bergejolak. Walau pekan lalu isu peluncuran rudal Korea Utara sempat mewarnai kondisi politik dunia, namun nyatanya hal tersebut tidak berpengaruh banyak sehingga mata uang ini masih ditinggalkan oleh para investor.

Alwi memprediksi pergerakan pasangan USD/JPY di hari Selasa (11/7) berpotensi bullish. "Namun, saat ini pasangan USD/JPY sudah memasuki area jenuh jual berkat penguatan yang terjadi selama empat pekan ke belakang. Aksi profit taking kemungkinan bisa mewarnai pairing ini ketika mereka sudah mendekati posisi resistance di level 114,36," terang Alwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×