Reporter: Agung Jatmiko, Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Dollar Australia menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia akhir pekan lalu. Rilis data ekonomi dari China menjadi penopang penguatan aussie.
Pasangan EUR/AUD, Jumat (8/1), melemah 0,6% ke 1,2951. Pairing AUD/USD menguat 0,36% ke 1,0319. Sedangkan, AUD/JPY melemah 0,66% menjadi 95,63.
Keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi Australia memang sempat melemahkan aussie. Sebab, RBA memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru menjadi 2,5% dari 2,75%, dan target inflasi turun dari 3,25% jadi 3%. Namun, rilis data ekonomi China yang bagus memberi angin segar bagi aussie.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, penguatan dollar Australia lebih disebabkan positifnya data ekonomi China. Pasar juga mengantisipasi kemungkinan pemotongan tingkat suku bunga minggu ini. Selain itu, dollar Australia sudah tertekan beberapa hari terakhir, sehingga kembali rebound.
Namun, Nizar berpendapat, tekanan terhadap dollar Aussie belum reda. Sebab, sentimen negatif pemangkasan suku bunga tetap ada. Saat ini, pasar memanfaatkan momentum penguatan itu. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures bilang, penguatan aussie hanya merupakan rebound teknikal.
Senior Analis Harvest International Futures, Ibrahim menambahkan, secara teknilal, dollar Australia juga masih akan tertekan di minggu ini. Namun, secara fundamental, Ibrahim melihat, aussie mendapatkan keuntungan dari penguatan euro akibat potensi perbaikan ekonomi. Pasalnya, Eropa merupakan tujuan ekspor utama bagi Australia, sehingga penguatan aussie mengikuti penguatan euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News