Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sejumlah isu global menjadi sentimen penggerak rupiah. Tetapi data cadangan devisa dalam negeri diharapkan menjadi amunisi rupiah akhir pekan.
Di Pasar Spot, Kamis (8/6) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,04% ke level Rp 13.298 dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah melemah 0,06% di Rp 13.316.
Nurdiyanto, Analis Riset Treasury Bank Negara Indonesia memaparkan, kesaksian mantan kepala FBI James Comey, pemilihan umum Inggris hingga pengumuman kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) menjadi sentimen penggerak rupiah dari sisi eksternal.
Hal tersebut membuat pergerakan rupiah cenderung sideways. "Jika Perdana Menteri Inggris Theresa May memenangkan pemilu maka tidak akan berdampak pada pasar finansial, sehingga rupiah masih akan positif," paparnya.
Demikian juga jika kebijakan ECB sesuai dengan proyeksi pasar. Sementara jika Trump terbukti meminta bantuan Rusia untuk memenangkan pemilu AS, maka ada risiko pasar finansial terkena dampaknya. Meski dollar AS berpotensi melemah, rupiah sebagai mata uang berisiko kemungkinan akan terkena dampak negatifnya.
Namun, rupiah masih memiliki amunisi dari rilis cadangan devisa dalam negeri. Cadangan devisa bulan Mei tercatat US$ 124,95 miliar, tertinggi sepanjang sejarah cadev sejak dicatat tahun 1998 lalu.
Angka cadangan devisa RI naik dari posisi bulan April di US$ 123,25 miliar. Jumat (9/6) Nurdiyanto memprediksi rupiah akan bergerak menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News