Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memberikan penjaminan pinjaman untuk segmen korporasi non-Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan non-Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penjaminan kredit korporasi ini melibatkan 15 perbankan di Tanah Air dengan target kredit sebesar Rp 100 triliun hingga 2021 mendatang. Nantinya, jumlah kredit yang dijamin berkisar Rp 10 miliar sampai Rp 1 triliun.
Sejumlah perbankan berstatus sebagai perusahaan terbuka yang dilibatkan meliputi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).
Baca Juga: Simak sejumlah sentimen yang akan menyetir IHSG pada Agustus
Penjaminan pinjaman ini juga memberikan dampak positif untuk perbankan lantaran mengurangi beban dalam mengucurkan kredit ke sejumlah sektor swasta yang terdampak pandemi Covid-19.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama berharap, kredit tersebut bisa disalurkan sesuai dengan target, yang mana kualitas atau risiko kredit dan pertumbuhan kredit dapat sejalan dengan asumsi makro.
"Jadi meskipun kebijakan ini untuk pemulihan dan menopang perekonomian, diharapkan perbankan tetap mengikuti, mengutamakan serta mengukur risiko dari setiap sektor dan perusahaan," katanya ketika dihubungi Kontan, Minggu (2/8).
Dengan begitu, sambungnya, penyaluran kredit dapat meningkat dan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) juga tetap terjaga.
Menurutnya, kebijakan ini memberikan porsi keuntungan yang berbeda bagi masing-masing perbankan karena mereka juga memiliki pangsa pasar yang berbeda.
Pada paruh kedua tahun ini, ia melihat prospek perbankan lebih baik ketimbang semester pertama, khususnya kuartal dua kemarin.
Baca Juga: Kinerja tertekan, saham Matahari Department Store (LPPF) masih direkomendasikan beli
Hal ini seiring dengan langkah konkrit pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Melalui industri perbankan, ia bilang, hal tersebut dapat menggerakkan pemulihan ekonomi nasional.
Okie menjagokan saham BBCA, BBRI, dan BBMRI karena secara fundamental rasio kecukupan modal ketiga perbankan ini masih terjaga. Selain itu, NPL juga masih sesuai dengan target dan pertumbuhan kredit juga diproyeksikan tumbuh tipis sekitar 4-6% YoY.
Ia menambahkan, stimulus dari bank sentral dan pemerintah juga dapat menopang pertumbuhan ketiga emiten tersebut untuk mencetak kinerja lebih baik dari rata-rata industri.
"Meskipun bank lain juga diharapkan dapat menjaga kualitas kredit, namun ketiga bank ini dinilai dapat lebih unggul," tambahnya.
Baca Juga: Penjualan Rokok Sulit Mengepul, Simak Rekomendasi Saham GGRM dan HMSP
Selain itu, Okie memprediksi perolehan marjin bunga bersih alias Net Interest Margin (NIM) terbilang cukup baik. Dari segi valuasi, saham BBCA, BBRI, dan BMRI juga berada pada harga yang wajar.
Oleh karena itu ia menyarankan pelaku pasar untuk mengakumulasi saham BBCA dengan target harga Rp 32.900, BMRI dengan target harga Rp 6.425, dan saham BBRI dengan target harga Rp 3.400 per saham.
Pada perdagangan Kamis (30/7) saham BBRI terpantau meningkat 1,28% ke harga Rp 3.160 per saham, BBCA juga naik 1,71% ke harga Rp 31.200, dan BMRI melesat 1,75% ke harga Rp 5.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News