Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendapatkan persetujuan ekspor mineral logam untuk penjualan ekspor bijih bauksit tercuci dengan kadar Al2o3 = 42% sebesar 1,89 juta wet metrik ton (wmt) untuk periode 2021-2022.
Perusahaan tambang milik negara tersebut memperoleh izin ekspor atas pelaksanaan proyek hilirisasi pabrik Smelter Grad Alumina Refinery (SGAR). Adapun izin ekspor mineral ini melengkapi izin ekspor bijih bauksit yang telah dimiliki ANTM sebelumnya, yakni sebesar 840.000 wmt atas kepemilikan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 17 tahun 2020 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara, ANTM masuk dalam kriteria Perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Bauksit yang telah memiliki dan mengoperasikan serta mengembangkan fasilitas pemurnian mineral di dalam negeri.
"Oleh sebab itu, saat ini ANTM diperkenankan untuk melakukan ekspor bijih bauksit tercuci dengan kadar Al2O3 = 42%, dengan mendapatkan rekomendasi persetujuan ekspor yang diperpanjang setiap tahunnya paling lama sampai dengan tahun 2023," kata Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang, Kunto Hendrapawoko, Kamis (28/1).
Baca Juga: Simak realisasi produksi dan penjualan Aneka Tambang (ANTM) sepanjang 2020
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Maryoki Pajri Alhusnah menilai, secara fundamental, izin ekspor bauksit ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan ANTM. Hal ini karena bauksit hanya menyumbangkan sekitar 2% dari total pendapatan ANTM per kuartal ketiga 2020.
“Namun, dengan adanya izin ekspor ini merupakan salah satu positif katalis untuk ANTM sendiri,” terang Maryoki kepada Kontan.co.id, Senin (1/2).
Per kuartal ketiga 2020, ANTM , anggota indeks Kompas100 ini, membukukan pendapatan senilai Rp 18,03 triliun. Adapun penjualan bijih bauksit hanya Rp 444,21 miliar atau 2,46% dari total pendapatan Aneka Tambang.
Berdasarkan laporan operasional, ANTM tercatat memproduksi bauksit yang digunakan dalam produksi alumina sebesar 1,55 juta wet metric ton (wmt) sepanjang 2020, atau menurun 10,02% dari produksi bauksit di periode 2019 yang mencapai 1.72 juta wmt. Sementara itu, penjualan bauksit juga menurun, dari sebelumnya 1,69 juta wmt di 2019 menjadi 1,22 juta wmt di 2020.
Selanjutnya: Butuh investasi US$ 17,4 miliar, ini ambisi BUMN untuk ekosistem industri baterai EV
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News