Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Perusahaan investasi PT Danareksa Investment Management (DIM) akan menerbitkan sejumlah reksadana untuk mengakomodasi pembangunan infrastruktur. Diantaranya adalah penerbitan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) equity untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di kawasan Kertajati, Kabupaten Majalengka dan penerbitan efek beragun aset (EBA) infrastuktur kelistrikan.
Pembangunan Bandara Internasional Kertajati merupakan program pemerintah daerah yang akan disokong oleh DIM sebagai manajer investasi. Proyek tersebut direncanakan akan menghabiskan Rp 2,7 triliun untuk pembangunan tahap awal. "Nanti nilai RDPT bandara Kertajati targetnya Rp 1 triliun dan untuk investornya belum bisa disampaikan," kata Prihatmo Hari Mulyanto saat konferensi pers, Rabu (20/7).
Namun ketika ditanya lebih jauh, Prihatmo enggan menjelaskan lebih jauh lantaran menunggu momen keterbukaan informasi. Berdasarkan pemberitaan KONTAN sebelumnya, 70% pembangunan Bandara Kertajati akan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sisanya 30% oleh pinjaman.
Sedangkan mengenai penerbitan reksadana untuk infrastuktur kelistikan, Prihatmo tidak bisa mendiskusikan lebih jauh mengenai detail proyek. Sebagai informasi Danareksa bekerja sama dengan Indonesia Power selaku anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Melalui produk EBA dengan underlying non kredit pemilikan rumah (KPR), Danareksa menargetkan dapat menggalang dana sebesar Rp 10 triliun, guna melakukan sekuritisasi untuk PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) di Suralaya, Cilegon, Banten.
Menurut Prihatmo, kesempatan untuk mengerjakan proyek kelistrikan ini memiliki potensi yang luar biasa. "Kita baru bicara satu industri kelistrikan. Industri tersebut untuk membangun satu power plant membutuhkan US$ 2 juta per megawatt, sedangkan rencana pemerintah 35,000 megawatt," kata Prihatmo.
Sekadar informasi, saat ini DIM memiliki dana kelolaan Rp 21,6 triliun. Danareksa menargetkan dana kelolaan sebesar Rp 25 triliun pada akhir tahun. Mengingat target yang tinggal sedikit, Prihatmo berharap dapat melampaui target tersebut. "Mudah-mudahan dapat melebihi, karena kita memiliki produk lain juga," kata Prihatmo.
Beberapa produk unggulan dari Danareksa adalah produk yang berbasis pendapatan tetap, reksadana proteksi dan pasar uang. Ketiga produk tersebut memberikan kontribusi sebesar 50% pada dana kelolaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News