kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Danareksa merambah proyek bandara


Kamis, 20 Juli 2017 / 17:38 WIB
Danareksa merambah proyek bandara


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Johana K.

JAKARTA. PT Danareksa Investment Management (DIM) akan menerbitkan sejumlah reksadana untuk mengakomodasi pembangunan infrastruktur. Diantaranya, penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) equity untuk pembangunan Bandara International Jawa Barat (BIJB) di kawasan Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Pembangunan Bandara Internasional Kertajati merupakan program pemerintah daerah yang akan disokong oleh DIM sebagai manajer investasi. Proyek tersebut direncanakan akan menghabiskan Rp 2,7 triliun untuk pembangunan tahap awal.

"Nanti nilai RDPT bandara Kertajati targetnya Rp 1 triliun dan untuk investornya belum bisa disampaikan," kata Prihatmo Hari Mulyanto, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management saat konferensi pers, Rabu (20/7). Namun ketika ditanya lebih jauh, Prihatmo enggan menjelaskan lebih jauh lantaran menunggu momen keterbukaan informasi.

Berdasarkan pemberitaan Kontan sebelumnya, 70% pembangunan Bandara Kertajati akan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan sisanya 30% oleh pinjaman.

Selain menerbitkan RDPT untuk pembangunan bandara, DIM juga menerbitkan Efek Beragun Aset infrastruktur kelistrikan. Namun, Prihatmo tidak bisa mendiskusikan lebih jauh mengenai detail proyek. Sebagai informasi Danareksa bekerja sama dengan Indonesia Power selaku anak Perusahaan Listrik Negara (PLN). Melalui produk EBA, Danareksa menargetkan dapat menggalang dana sebesar Rp10 triliun, guna melakukan sekuritisasi untuk PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) di Suralaya, Cilegon, Banten.

Menurut Prihatmo, kesempatan untuk mengerjakan proyek kelistrikan ini memiliki potensi yang luar biasa. "Kita baru bicara satu industri kelistrikan. Industri tersebut untuk membangun satu power plant membutuhkan US$ 2 juta per Megawatt, sedangkan rencana pemerintah 35,000 Megawatt," kata Prihatmo.

Untuk akhir tahun ini Danareksa merencanakan target dana kelolaan sebesar Rp 25 triliun. Namun mengingat capaian dana kelolaan perusahaan ini telah mencapai Rp 21,6 triliun, Prihatmo berharap pendapatan akhir tahun 2017 dapat melebihi target tersebut. "Mudah-mudahan dapat melebihi, karena kita memiliki produk lain juga," kata Prihatmo.

Beberapa produk unggulan dari Danareksa adalah produk yang berbasis pendapatan tetap, reksadana proteksi dan pasar uang. Ketiga produk tersebut memberikan kontribusi sebesar 50% pada pendapatan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×