kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Danantara Tunda RUPS Anak Usaha BUMN, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 09 Mei 2025 / 20:16 WIB
Danantara Tunda RUPS Anak Usaha BUMN, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. IHSG Melemah - Suasana di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (8/5/2025). Kapasitas perencanaan bisnis emiten BUMN diperkirakan akan terdampak negatif dari peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Alhasil, harga saham-saham BUMN ke depan pasti tertekan semua. Kecuali, Danantara, BPJS, dan dana pensiun mau menopang kejatuhan harga saham-saham ini. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi lesu juga kemungkinan bisa lesu lantaran saham BUMN Himbara saat ini masih jadi penopang utama kinerja indeks.

Investor pun disarankan harus lebih selektif untuk semua saham. “Tidak hanya untuk BUMN (selektif dalam pemilihan saham), tetapi mungkin harus lebih selektif lagi untuk saham BUMN yang kurang begitu pahami prospeknya,” paparnya.

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, instruksi Danantara tersebut dapat memberikan dampak beragam terhadap kinerja dan persepsi investor terhadap emiten BUMN.

Penundaan RUPS dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan strategis, seperti pembagian dividen, perubahan manajemen, atau persetujuan proyek baru. 

Baca Juga: 2,5% Dividen BUMN Akan Dikelola Danantara Foundation, Untuk Apa Saja?

“Hal ini bisa memengaruhi kinerja jangka pendek, terutama bagi emiten yang membutuhkan keputusan cepat untuk ekspansi atau restrukturisasi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (9/5).

Pembentukan Danantara sebagai superholding BUMN sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan nilai aset BUMN. Namun, proses konsolidasi ini dapat menimbulkan ketidakpastian jangka pendek. 

Sentimen positif dari kehadiran Danantara ini termasuk potensi peningkatan Return on Asset (RoA) dan efisiensi operasional. Sebaliknya, tantangannya meliputi kompleksitas pengelolaan lebih dari 800 BUMN dan risiko birokrasi yang lambat. 

“Sektor perbankan BUMN, seperti BMRI dan BBRI, diperkirakan tetap menjadi andalan dengan fundamental yang kuat,” paparnya.

Menurut Felix, pergerakan saham emiten BUMN belum sepenuhnya mencerminkan kinerja keuangan mereka. Beberapa saham dengan kinerja positif masih mengalami tekanan harga, kemungkinan akibat arus keluar dana asing dan sentimen pasar yang hati-hati terhadap restrukturisasi BUMN. 

“Investor perlu memperhatikan perkembangan kebijakan Danantara dan dampaknya terhadap masing-masing emiten,” katanya.

Baca Juga: Pengamat: Danantara Perlu Bantu Benahi BUMN yang Sakit, Bukan Hanya Cari Investor

Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo mengatakan, dari hal ini, investor bisa menilai bahwa masih ada pengkajian yang lebih strategis lagi untuk strategi bisnis emiten BUMN.

“Namun, perlu ada transparansi juga karena proses ini penting untuk pengambilan keputusan investor seperti perubahan manajemen atau kebijakan dividen,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (9/5).

Ke depan, kinerja emiten BUMN perbankan untuk jangka panjang masih ada potensi untuk pulih lagi sesuai dengan kondisi makroekonomi dan prospek penurunan suku bunga acuan ke depan, sehingga kinerja keuangan juga pulih lagi.

Di sisi lain, beberapa pergerakan saham emiten BUMN juga dipengaruhi oleh tekanan dari asing yang masih keluar, sehingga masih perlu meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap resiliensi perekonomian dan pasar Indonesia.

Baca Juga: Danantara Trust Fund Siap Cuil 2,5% Dividen BUMN

“Investor perlu memonitor transparansi kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan investor akan stabilitas emiten dan strategi investasi investor ke depan,” paparnya.

Praska pun merekomendasikan buy on weakness untuk saham BMRI, ANTM, dan PGAS dengan target harga jangka panjang Rp 6.100 per saham, Rp 2.800 per saham, dan Rp 1.785 per saham.

Selanjutnya: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia

Menarik Dibaca: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×