kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dana reksadana syariah melorot


Senin, 11 April 2016 / 07:28 WIB
Dana reksadana syariah melorot


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepanjang triwulan pertama 2016, jumlah dana kelolaan industri reksadana syariah menyusut Rp 2,06 triliun. Mengacu data Infovesta Utama, per Maret 2016, dana kelolaan reksadana syariah dalam negeri hanya Rp 9,69 triliun.

Jumlah ini lebih kecil 17,54% dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun lalu yang tercatat Rp 11,75 triliun. Penurunan tak hanya terjadi pada jumlah dana kelolaan, tetapi juga pada jumlah unit penyertaan reksadana syariah.

Pada akhir Maret 2016 lalu, jumlah unit penyertaan reksadana syariah menukik 18,7% dari semula 9,23 miliar menjadi 7,5 miliar. Penurunan ini menunjukkan adanya penarikan atau pengalihan dana dari reksadana syariah ke instrumen lain.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo mengatakan, sebenarnya kinerja atau imbal hasil (return) reksadana syariah tergolong ciamik. Sebab, pada kuartal I-2016, Jakarta Islamic Index (JII) terangkat 8,17% ke level 652,68.

"Jadi turun karena perubahan strategi, seperti pengalihan produk dari syariah ke konvensional,” tuturnya.

Menurut Head of Operation and Business Development Panin Asset Management Rudiyanto, kenaikan JII sebenarnya lebih tinggi ketimbang IHSG. Sayangnya, investor lebih tergiur oleh prospek pasar obligasi domestik.

Pada triwulan pertama tahun ini, Indonesia Composite Bond Index berhasil mencetak imbal hasil 7,87% ke posisi 197,7. Pasar Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi korporasi di awal tahun menguat disokong berbagai katalis positif dari dalam negeri maupun luar negeri.

Mulai dari relatif stabilnya rupiah, pemangkasan BI rate, terjaganya inflasi, hingga tren suku bunga rendah global. Rudiyanto memperkirakan dana kelolaan reksadana syariah berpeluang naik 20%. Optimisme ini disokong tiga hal.

Pertama, Rancangan Undang – Undang Pengampunan Pajak (tax amnesty). Kedua, potensi kenaikan rating​ Indonesia​ oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P). Ketiga, kenaikan laba bersih emiten pada kuartal II-2016.

Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana memperkirakan, dana kelolaan reksadana syariah berpeluang naik 10% tahun ini seiring membaiknya ekonomi Indonesia. “Ekonomi akan lebih kondusif pada semester II,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×