kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dana Kelolaan Reksadana Turun Dipicu Kondisi Ekonomi yang Tak Pasti


Kamis, 09 Juni 2022 / 17:15 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Turun Dipicu Kondisi Ekonomi yang Tak Pasti
ILUSTRASI. AUM reksadana di bulan Mei turun 1,47% menjadi Rp 558,20 triliun dari bulan April sebesar Rp 566,44 triliun.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana harus mengalami penurunan di bulan Mei 2022. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana di bulan Mei turun 1,47% menjadi Rp 558,20 triliun dari bulan April sebesar Rp 566,44 triliun.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, penurunan dana kelolaan reksadana disebabkan oleh inflasi tinggi yang menjadi sentimen utama. 

"Bank sentral global terutama dari negara-negara maju sudah menaikkan suku bunga acuannya, di antaranya AS, Inggris, dan Australia. Sementara Inflasi di dalam negeri bulan lalu naik 3,47% secara tahunan dan menjadi kenaikan tertinggi sejak Agustus 2019," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6). 

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang Turun Paling Dalam pada Mei 2022

Reza menyampaikan investor juga masih mencermati adanya kabar dari perang Rusia dan Ukraina yang belum selesai. Selain itu, dengan adanya perayaan hari raya yang cukup panjang membuat investor terutama retail melakukan pencairan dana.

Sebab lainnya, investor cenderung mengurangi kepemilikan reksadana. Ini terlihat dari berkurangnya unit penyertaan dari sebelumnya 410,59 miliar unit per April 2022, menjadi 405,91 miliar unit penyertaan per Mei 2022. Reza menyebutkan investor yang memilih untuk standby cash sambil menunggu keputusan suku bunga The Fed. 

Reza menyampaikan walaupun terjadi penurunan pada jenis reksadana pasar uang. Namun hal itu tidak terjadi pada produk HPAM Ultima Money Market yang mengalami kenaikan pembelian AUM dan unit dari reksadana pasar uang dari 7,36 triliun pada April menjadi 7,56 triliun pada bulan Mei. 

Sementara, untuk kepemilikan reksadana lainnya, secara global terlihat adanya kenaikan tertutama pada reksadana saham dan reksadana indeks. Ini karena adanya kenaikan all time high pada IHSG jadi banyak investor yang memanfaatkan momentum. 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Sepanjang Juni, Intip Top Picks dari Mirae Asset

Reza optimistis dana kelolaan reksadana masih meningkat. "Mengingat market new investor di indonesia masih amat sangat luas, karena investor di indonesia saat ini masih 8,62 juta dari 278,75 juta jiwa," tutur Reza. 

Menurut Reza sentimen yang mampu mendorong pergerakan reksadana adalah penanganan kasus Covid-19 dari pemerintah, hasil kinerja perusahaan indonesia yang baik dan stabil, komoditas kembali normal, juga angka inflasi di Indonesia yang masih stabil.

Sementara untuk sentimen yang bisa menghambat adalah angka inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.  Untuk di bulan Juni, Reza mengatakan pattern yang terbentuk sejauh ini adalah sideways.

"Jadi di sarankan untuk investor bisa parkir dalam pasar uang untuk menunggu momentum masuk pasar saham dan bisa melakukan averaging down," tutup Reza. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×